Zulkifli Hasan tanggapi amnesti-abolisi Hasto dan Tom Lembong

id NTB,Amnesti,Abolisi,Zulkifli Hasan,Ketua Umum PAN,Menko Pangan

Zulkifli Hasan tanggapi amnesti-abolisi Hasto dan Tom Lembong

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan dikonfirmasi wartawan usai memimpin rapat koordinasi Koperasi Merah Putih di Pendopo Gubernur NTB di Mataram, Sabtu (2/8/2025). ANTARA/Nur Imansyah.

Mataram (ANTARA) - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan, angkat bicara terkait pemberian amnesti dan abolisi Presiden Prabowo Subianto terhadap Hasto Kristiyanto dan Tom Lembong.

Zulkifli Hasan (Zulhas) menegaskan pemberian amnesti dan abolisi terhadap Hasto Kristiyanto dan Tom Lembong oleh Presiden Prabowo adalah demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

"Presiden ingin kita bersatu, karena persatuan itu penting," ujarnya dikonfirmasi wartawan usai memimpin rapat koordinasi Koperasi Merah Putih di Pendopo Gubernur NTB di Mataram, Sabtu.

Baca juga: Hasto Kristiyanto resmi bebas dari Rutan KPK

Menurutnya, langkah pemberian amnesti dan abolisi oleh Presiden Prabowo Subianto sudah tepat demi menjaga keutuhan NKRI di tengah situasi dunia yang tidak menentu.

"Apalagi saat ini geopolitik sedang tidak baik, negara di ASEAN ada yang perang, India - Pakistan juga ada. Belum di Eropa apalagi Timur Tengah," tegas Zulhas yang juga menjabat sebagai Menko Pangan ini.

Oleh karena itu, Zulhas mengaku sangat mendukung keputusan Presiden Prabowo tersebut, agar Indonesia semakin kuat dan kokoh.

"Jadi perlu persatuan agar kita kuat dan kokoh, dan itu lah yang dilakukan presiden untuk mengajak semua pihak bersatu," katanya.

Baca juga: Abolisi dan Amnesti: Pengertian, fungsi, dan dasar hukum yang perlu diketahui
Baca juga: Sekjen PDIP Hasto putuskan pulang ke rumah setelah bebas dari Rutan KPK
Baca juga: Pemberian abolisi dan amnesti demi rekonsiliasi-persatuan
Baca juga: Menkum Supratman menjelaskan alasan pemberian abolisi ke Tom dan amnesti ke Hasto

Pewarta :
Editor: Abdul Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.