Mataram (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, meminta agar kasus perilaku menyimpang pada anak di bawah umur yang tergabung dalam geng penyimpangan seksual perlu mendapat atensi.
"Kasus tersebut harus menjadi perhatian semua pihak sebab kasus itu dinilai berbahaya jika dibiarkan. bahkan bisa berpotensi berkembang dan mempengaruhi anak-anak lain," kata Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Mataram Nyayu Ernawati di Mataram, Kamis.
Hal tersebut disampaikan menyikapi indikasi terjadinya kasus perilaku menyimpang pada anak di bawah umur yang tergabung dalam geng penyimpangan seksual di sebuah sekolah dasar di Kota Mataram.
Ernawati mengatakan, fenomena itu bukan hanya urusan keluarga, melainkan juga tanggung jawab bersama pemerintah, tokoh agama, sekolah, dan masyarakat.
Baca juga: Kasus sodomi anak guncang NTB, Pemprov desak langkah tegas
Peran orang tua diakuinya menjadi kunci utama dalam upaya pencegahan, karena itu orang tua juga diharapkan tidak abai ketika anak terlihat tenang bermain gadget.
Orang tua harus memastikan konten yang ditonton anak sesuai batas usia dan jangan sampai anak-anak melihat hal-hal yang tidak seharusnya mereka lihat.
Di sisi lain, Ernawati juga mengingatkan pentingnya perhatian khusus dari dinas terkait, terutama Dinas Pendidikan, untuk mendekati anak-anak yang terlibat dalam kasus seperti itu.
Bila perlu ada keterlibatan tenaga psikolog dan psikiater guna memberikan pendampingan secara intensif terhadap anak-anak yang berperilaku menyimpang.
"Kita perlu tahu dan memahami apa yang membuat mereka bisa berperilaku seperti itu," katanya.
Baca juga: LPA tangani kasus sodomi anak SD di Mataram dan Lombok Barat
Karena bisa jadi, fenomena anak yang menjadi korban lalu berkembang menjadi pelaku juga mempengaruhi perilaku anak sehingga anak-anak yang pernah menjadi korban harus segera mendapatkan perawatan psikologis agar tidak mencari korban lain di kemudian hari.
"Jika mereka pernah menjadi korban, maka itu menjadi tanggung jawab kita untuk mengobati psikologis mereka. Jangan sampai dia menjadi pelaku berikutnya dan akan terus berlanjut seperti itu," katanya.
Sekretaris Daerah Kota Mataram H. Lalu Alwan Basri secara terpisah meminta Dinas Pendidikan Kota Mataram segera membentuk satuan tugas (Satgas) anti kekerasan di sekolah sebagai langkah antisipasi prilaku penyimpangan pada anak di bawah umur.
"Kami juga akan segera cek kebenaran kasus tersebut agar tidak berdampak lebih luas," katanya.
Baca juga: Miris! Pria di Mataram lakukan Inses terhadap anak kandung sejak balita
Baca juga: Miris!! Seorang guru ngaji di Mataram cabuli sejumlah anak didiknya
Baca juga: Mataram komitmen lawan kekerasan anak sambut HAN 2025
