Mataram (ANTARA) - Pendidikan tinggi semestinya menjadi tangga bagi anak bangsa untuk menaiki kehidupan yang lebih baik. Namun di Nusa Tenggara Barat (NTB), tangga itu belum berdiri kokoh di semua sisi.
Pulau Lombok memiliki berbagai pilihan universitas negeri dan swasta, sementara di Sumbawa, kesempatan itu masih terbatas.
Universitas Mataram (Unram) telah lama menjadi magnet bagi mahasiswa dari seluruh provinsi, tetapi ribuan lulusan SMA di Sumbawa dan Bima masih harus menyeberang ke Lombok atau bahkan ke luar daerah untuk melanjutkan pendidikan tinggi.
Biaya transportasi dan kehidupan di luar pulau menjadi beban yang tidak ringan, membuat sebagian anak muda memilih berhenti di bangku SMA.
Data Badan Pusat Statistik NTB menunjukkan, angka partisipasi kasar pendidikan tinggi di provinsi ini masih di bawah rata-rata nasional, memperlihatkan jurang antara Lombok dan Sumbawa yang belum terjembatani. Ketimpangan ini bukan sekadar statistik, tetapi wajah nyata dari ketidakmerataan kesempatan.
Harapan itu kini tumbuh di Sumbawa. Universitas Samawa (UNSA), yang berdiri sejak 1998, menjadi tumpuan ribuan mahasiswa dari wilayah timur NTB. Perjuangan menjadikan UNSA sebagai universitas negeri telah berlangsung lebih dari 15 tahun.
Kampus ini terus berbenah dengan memperluas lahan, meningkatkan jumlah dosen bergelar S2 dan S3, memperkuat tata kelola, serta menjalin kerja sama dengan pemerintah dan dunia usaha.
Pemerintah Provinsi NTB bahkan pernah memberikan hibah Rp5 miliar pada 2012 untuk memperkuat kualitas sumber daya manusia dan infrastruktur kampus. Kini, setelah perjalanan panjang, dukungan dari berbagai pihak mulai menguat.
Gubernur NTB Lalu Muhammad Iqbal menegaskan pentingnya menegerikan UNSA sebagai langkah strategis untuk memutus kesenjangan pendidikan antara Lombok dan Sumbawa. Pemerintah kabupaten, DPRD, dan tokoh masyarakat juga melihat hal ini sebagai bagian dari keadilan sosial. Sebab tidak akan ada pemerataan tanpa pendidikan, dan tidak ada pendidikan tanpa akses yang setara.
Upaya pemerataan pendidikan tinggi di NTB kini diarahkan ke dua jalur besar, yakni memperkuat lembaga yang sudah ada dan memperluas akses di daerah terpencil. Pemerintah provinsi telah menjadikan pembangunan sumber daya manusia sebagai prioritas utama.
Program NTB Cerdas dengan beasiswa lebih dari Rp20 miliar menjadi wujud nyata komitmen itu. Namun, beasiswa saja tidak cukup tanpa pemerataan fasilitas kampus. Sumbawa membutuhkan universitas negeri agar anak-anak muda di timur NTB memiliki kesempatan belajar di tanah kelahiran mereka sendiri.
Penegerian UNSA tidak hanya simbol pemerataan, tetapi juga strategi membangun peradaban baru dari timur NTB. Kampus ini memiliki potensi besar di bidang pertanian, peternakan, dan perikanan—tiga sektor utama ekonomi Sumbawa.
Jika menjadi universitas negeri, UNSA dapat menjadi pusat riset dan inovasi lokal yang memperkuat daya saing daerah. Dampaknya tidak hanya pada pendidikan, tetapi juga ekonomi, lapangan kerja, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pemerataan pendidikan tinggi bukan sekadar menambah jumlah kampus, melainkan membangun ekosistem akademik yang inklusif. NTB perlu memperkuat pendidikan vokasi, memperluas kolaborasi antara perguruan tinggi dan dunia industri, serta membentuk forum pendidikan tinggi sebagai wadah sinkronisasi kebijakan dan riset daerah.
Perjuangan pendidikan di NTB bukan hanya tentang gedung dan status kampus. Ini tentang membuka pintu masa depan bagi generasi muda. Ketika anak Sumbawa bisa menuntut ilmu tanpa meninggalkan tanahnya, saat itulah keadilan akademik benar-benar hadir.
NTB kini berada di persimpangan penting, yakni melanjutkan ketimpangan lama, atau menjemput pemerataan pendidikan tinggi di seluruh penjuru pulau. Pilihan itu akan menentukan masa depan NTB yang lebih adil dan berpengetahuan.
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Reforma Agraria NTB, Menyemai harapan di tanah sendiri
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Anak muda NTB dan jalan baru diplomasi investasi global
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Membangun ulang harapan di Tanah Wera-Ambalawi
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Desa berdaya dan janji kemandirian NTB
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Menata arah hijau NTB
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Gili Gede, Ujian serius pariwisata berkelanjutan di NTB
