Tajuk ANTARA NTB - Mataram menanam integritas sejak dini

id Tajuk ANTARA NTB,Mataram ,integritas ,sejak dini,anti korupsi Oleh Abdul Hakim

Tajuk ANTARA NTB - Mataram menanam integritas sejak dini

Ilustrasi - Siswa SD Negeri Bromantakan menggambar dan menulis pesan antikorupsi saat peringatan Hari Antikorupsi Sedunia di halaman sekolah setempat, Solo, Jawa Tengah, Senin (9/12/2024). Selain melatih kreativitas siswa, aksi itu digelar pihak sekolah sebagai upaya menanamkan kesadaran taat hukum sekaligus membangun budaya antikorupsi sejak dini. ANTARAFOTO/Maulana Surya/aww. (ANTARA FOTO/Maulana Surya)

Mataram (ANTARA) - Upaya membangun generasi yang berintegritas tidak lagi bisa ditunda. Tantangan korupsi yang kian kompleks dan temuan KPK tentang regenerasi pelaku yang semakin muda menjadi peringatan keras bahwa pendidikan antikorupsi harus ditanam sejak hari pertama anak memasuki dunia pendidikan.

Dalam konteks ini, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), mendapat sorotan nasional karena ditetapkan sebagai salah satu kota percontohan antikorupsi.

Penetapan ini bukan sekadar predikat administratif, tetapi ujian nyata apakah reformasi integritas mampu dijalankan hingga level yang paling dekat dengan masyarakat.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melihat ruang pendidikan sebagai titik krusial. Berbagai riset memperlihatkan bahwa perilaku curang di sekolah mulai dari mencontek, meminta bantuan yang tidak patut, hingga pemberian bingkisan dari orang tua, sering dianggap sepele.

Padahal praktik itu dapat membentuk pola pikir yang membenarkan tindakan lancung dalam skala lebih besar di kemudian hari. Korupsi tidak bermula dari manipulasi proyek besar, tetapi dari perilaku kecil yang dibiarkan berkembang tanpa koreksi moral.

Survei Penilaian Integritas Pendidikan (SPI) 2023 menunjukkan gambaran yang perlu diwaspadai. Hampir seperempat guru mengakui adanya siswa yang diterima karena memberikan imbalan tertentu. Lebih dari 42 persen menyatakan ada siswa yang masuk meski tidak memenuhi syarat.

Fenomena semacam ini memutus keadilan, merusak kualitas pendidikan, dan membentuk keyakinan keliru bahwa kejujuran bisa dinegosiasikan. Ketika sekolah tidak menunjukkan ketegasan moral, anak-anak kehilangan batas jelas antara benar dan salah.

Untuk itu, KPK merumuskan sembilan nilai antikorupsi yang menjadi kerangka pendidikan karakter, yakni jujur, mandiri, tanggung jawab, berani, sederhana, peduli, disiplin, adil, dan kerja keras.

Penanaman nilai ini dilakukan bertahap, dimulai pada usia dini tanpa menyebut kata korupsi, lalu meningkat menjadi pembahasan lebih mendalam di jenjang menengah hingga perguruan tinggi.

Pendidikan antikorupsi dibangun bukan sebagai teori, melainkan sebagai kebiasaan yang dipraktikkan setiap hari.

Kurikulum tidak akan bermakna tanpa ekosistem yang mendukung. Teladan guru, budaya sekolah yang bersih, dukungan keluarga, dan konsistensi lingkungan sosial menjadi pilar penting.

Sejumlah sekolah telah mengintegrasikan pendidikan karakter dengan proyek Pelajar Pancasila, literasi integritas, dan kampanye menolak politik uang bagi pemilih pemula.

Langkah-langkah ini memperlihatkan bahwa pendidikan antikorupsi bukan sekadar muatan pelajaran, tetapi praktik hidup yang dibiasakan.

Sinergi kelembagaan memperkuat arah perubahan. Kementerian Agama (Kemenag) menggerakkan jaringan sekolah dan rumah ibadah untuk menyebarkan nilai integritas dengan pendekatan moral. Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) memastikan pemerintah daerah memiliki peran aktif agar pendidikan antikorupsi berjalan serempak.

Penetapan Mataram sebagai kota percontohan menguji sejauh mana reformasi integritas dapat diterapkan di tingkat daerah, sekaligus menjadi model bagi wilayah lain.

Pendidikan antikorupsi adalah investasi jangka panjang. Hasilnya tidak tampak dalam hitungan bulan, tetapi dalam satu generasi.

KPK memperkirakan perubahan nyata mulai terlihat dalam lima hingga enam tahun bila kurikulum dijalankan seragam dan konsisten. Tujuan akhirnya adalah membangun generasi muda yang tahan godaan, mampu menolak gratifikasi, dan menjunjung keadilan dalam setiap pilihan hidup.

Perjuangan melawan korupsi adalah tugas bersama. Dimulai dari hal sederhana, yakni tidak mencontek, tidak memanipulasi data, tidak memberikan hadiah demi keuntungan. Dari kebiasaan kecil seperti itulah masa depan yang lebih bersih dibangun.

Jika sekolah, keluarga, pemerintah, dan masyarakat bergerak dalam ritme yang sama, maka integritas tidak lagi menjadi slogan, tetapi karakter bangsa.

Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Kendaraan listrik, Jalan hijau baru NTB
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Jalan baru energi bersih NTB
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - NTB Capital dan lompatan ekonomi daerah
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Jagung NTB dan peluang yang hilang
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Membangun jalan aman migran NTB
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Dompu di persimpangan fiskal
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Langit baru pariwisata NTB



COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.