Mentan sebut 2027 Papua bisa mandiri pangan

id Mentan,Kementan,Amran

Mentan sebut 2027 Papua bisa mandiri pangan

Menteri Pertanian sekaligus Kepala Badan Pangan Nasional (Kabapanas) Andi Amran Sulaiman. ANTARA/HO-Humas Kementan

Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian sekaligus Kepala Badan Pangan Nasional Andi Amran Sulaiman mengatakan Papua memasuki babak baru pembangunan, dengan percepatan cetak sawah, logistik, dan kolaborasi lintas sektor agar 2027 mandiri pangan sejajar dengan pulau lain di Indonesia.

"Dengan percepatan program cetak sawah, dukungan logistik, dan kolaborasi lintas sektor, Papua diproyeksikan mulai mandiri pangan pada 2027 dan sepenuhnya sejajar dengan pulau-pulau lain di Indonesia dalam beberapa tahun ke depan," katanya saat penyaluran beras SPHP di Jayapura, Papua sebagaimana keterangan di Jakarta, Rabu.

Ia mendorong Papua mampu mandiri pangan dan tidak bergantung pasokan dari daerah lain, seperti Kota Makassar di Sulawesi Selatan atau Jawa, karena biaya transportasi memberatkan masyarakat.

"Papua harus memenuhi kebutuhannya sendiri. Karena kalau kita ngangkut dari daerah lain, itu biaya transportasinya ditanggung oleh masyarakat,” ujarnya.

Ia menjelaskan kebutuhan pangan Papua sekitar 660 ribu ton per tahun, sedangkan kapasitas produksi lokal sekitar 120–124 ribu ton. Kekurangan sekitar 500 ribu ton ini yang sedang diatasi melalui ekspansi sawah dan intensifikasi lahan.

Untuk itu, ia mengatakan cetak sawah untuk memenuhi kebutuhan pangan Papua. Hasil perhitungan menunjukkan dengan penambahan sawah baru masing-masing sekitar 20 ribu hektare di wilayah Papua, 50 ribu hektare di Papua Selatan, 17 ribu hektare di Papua Barat Daya, serta potensi tambahan di Sorong dan Papua Barat, maka dalam 5–10 tahun Papua tidak lagi mengalami defisit pangan.

“Solusi permanen ke depan, kita cetak sawah 100 ribu hektare. Kalau langkah ini konsisten, persoalan pangan Papua akan selesai. Tidak ada lagi permasalahan beras. Itu solusi permanen kita,” katanya.

Dalam kunjungannya ke Papua, ia juga menekankan pangan sebagai fondasi stabilitas bangsa.

Baca juga: Mentan himpun bantuan Rp75,85 miliar korban banjir Aceh-Sumatera

Di tengah dunia yang menghadapi krisis energi hingga krisis pangan, ia mengingatkan bahwa ketika pangan bermasalah, suatu negara dapat terdorong ke krisis sosial bahkan politik.

Oleh karena itu, langkah cepat dan permanen terus digeber melalui penyaluran beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP), pembangunan fasilitas gudang wilayah yang belum memiliki fasilitas penyimpanan, dan peningkatan kapasitas produksi pangan lokal.

Papua Raya yang mencakup Papua Selatan, Papua Tengah, Papua Barat, Papua Barat Daya, hingga Papua Pegunungan sudah dialokasikan lahan sekitar 100 ribu hektare yang akan digenjot pembangunannya pada 2025–2026.

Baca juga: Mentan memastikan bantuan pangan korban banjir Sumbar disalurkan

”Krisis kesehatan COVID-19, kita bertahan. Krisis lainnya, mampu bertahan. Tapi kalau krisis pangan terjadi, akan melompat krisis politik. Tidak ada satu negara di dunia mampu bertahan kalau pangan bermasalah," katanya.

Oleh karena itu, langkah cepat dengan SPHP, pembangunan gudang, dan solusi permanen ke depan untuk produksi di wilayah sendiri.

Dalam dialog bersama masyarakat Papua, Mentan Andi juga mendengarkan aspirasi petani, peternak, dan kelompok adat.

Ia menanggapi satu per satu permintaan mulai dari bibit jagung, sarana mekanisasi, pengembangan kakao, kopi, kelapa, hingga penguatan peternakan rakyat.


Pewarta :
Editor: I Komang Suparta
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.