Jakarta (ANTARA) - Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman mengemukakan belum ada tanda penyakit flu babi Afrika (African Swine Fever/ASF) dapat menular ke manusia. "Sejauh ini belum ada tanda atau pun kecenderungan ASF ini akan berubah menjadi zoonosis virus (menular dari hewan ke manusia)," kata Dicky Budiman di Jakarta, Minggu.

Menurut Dicky ASF masih berstatus penyakit pada hewan dan belum ada penelitian yang mengarah menjadi zoonosis. "Jadi tidak ada potensi atau pun tanda menginfeksi manusia. Namun, ingat virus di dunia ini begitu banyak jenisnya. Mayoritas yang liar di alam itu termasuk adanya hewan ini (babi)," katanya.

Ia mengatakan ASF beberapa kali pernah terdeteksi di Indonesia, di antaranya di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Batam. "Flu Babi Afrika ini bukan hal baru di Indonesia, di NTT pernah terdeteksi selain di Batam memang sudah relatif lama sudah terdeteksi oleh Singapura yang mengimpor babi dari Batam," katanya.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi melaporkan ASF pernah terdeteksi pada hewan babi di Batam, Kepulauan Riau pada akhir April 2023. Meski tidak menular pada manusia, tapi Nadia meminta kepada seluruh peternak di Indonesia untuk tetap waspada terhadap penyakit tersebut. "Sampai saat ASF ini tidak membahayakan manusia karena tidak menularkan ke manusia. Tetapi tentu kita tetap waspada bila menangani ternak yang misalnya sakit," katanya.

Baca juga: 500.000 ternak babi mati akibat virus ASF di NTT
Baca juga: Dinas Peternakan Kupang salurkan desinfektan cegah ASF

Nadia meminta agar pemilik peternakan selalu memastikan kebersihan kandang dan melengkapi diri dengan alat pelindung saat bekerja. Kemenkes, juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian untuk mengantisipasi temuan penyakit tersebut, khususnya terhadap kemampuan bertahan virus pada daging olahan. "Kalau ada hewan ternak sakit ASF terutama babi, segera dipisahkan dan bila mati jangan dijual ke pasar," katanya.



 

 

Pewarta : Andi Firdaus
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024