Mataram (ANTARA) - PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah (UIW) Nusa Tenggara Barat memberikan dorongan signifikan bagi para petani melalui Program Electrifying Agriculture yang inovatif.
Program tersebut kini telah memberikan nilai manfaat yang dirasakan oleh masyarakat di sektor agrikultura dengan memberikan akses listrik andal dan terjangkau yang kemudian berdampak positif pada peningkatan keuntungan mereka.
Salah satu masyarakat yang memanfaatkan Program Electrifying Agriculture ini adalah Haji Lahprozi, warga Dusun Pengeot Desa Kelebuh, Kabupaten Lombok Tengah sekaligus pemilik usaha UD. Sari Kerupuk. Haji Lahprozi memanfaatkan listrik PLN untuk menjalankan bisnis penggilingan padi.
"Alhamdulillah, saat ini kami telah memanfaatkan listrik dari PLN. Sangat terasa bedanya. Kalau dulu pada saat masih menggunakan mesin solar, kami hanya bisa menghasilkan 6 ton, namun kini kami dapat memproduksi 10 ton dalam sehari," ucap Haji Lahprozi.
Hal senada juga diungkapkan oleh Haji Junaidi, pemilik mesin penggiling padi di Lombok Tengah yang telah menjalankan usahanya sejak tahun 2008.
"Listrik PLN ini lebih murah dan bersih. Kalau pakai mesin solar, lebih mahal, lebih bising dan kotor. Selain itu, dulu untuk sekali produksi kami harus merogoh kocek lebih dalam untuk membayar 3 jerigen solar seharga lebih kurang Rp 900 ribu. Namun, sekarang setelah memakai listrik PLN, saya hanya perlu membayar sekitar Rp 600 ribu untuk seminggu," ujarnya.
Haji Junaidi pun berharap PLN bisa tetap konsisten memasok listrik andal guna mendukung usahanya. Terlebih, saat ini ia bisa memproduksi hingga 15 ton untuk menggiling padi dalam satu hari. Dirinya pun mengucapkan terima kasih atas layanan kelistrikan dari PLN.
Sementara itu, General Manager PLN UIW NTB, Sudjarwo mengatakan pogram Electrifying Agriculture dari PLN ini berfungsi sebagai solusi kelistrikan yang komprehensif untuk mendukung sektor agrikultura, melalui pembangunan infrastruktur kelistrikan yang memadai, PLN memungkinkan petani untuk mengakses listrik dengan mudah dan menjalankan kegiatan pertanian dengan lebih efisien.
Ia mengatakan sejak diluncurkan, program Electrifying Agriculture telah menghasilkan keuntungan yang cukup besar bagi para pengusaha tani. Dengan adanya akses listrik yang andal, para petani dapat mengoptimalkan usahanya dan mampu memberikan dorongan yang signifikan bagi pengusaha tani dalam mengembangkan usaha mereka.
"Selain peningkatan keuntungan, program Electrifying Agriculture juga berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup para pelaku usaha agrikultura. Penggunaan listrik memungkinkan mereka menggunakan peralatan modern, memperpanjang waktu operasional dan mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manual. Dengan demikian, program ini juga berdampak pada peningkatan kesejahteraan dan mobilitas sosial di komunitas pertanian," kata Sudjarwo.
Program tersebut kini telah memberikan nilai manfaat yang dirasakan oleh masyarakat di sektor agrikultura dengan memberikan akses listrik andal dan terjangkau yang kemudian berdampak positif pada peningkatan keuntungan mereka.
Salah satu masyarakat yang memanfaatkan Program Electrifying Agriculture ini adalah Haji Lahprozi, warga Dusun Pengeot Desa Kelebuh, Kabupaten Lombok Tengah sekaligus pemilik usaha UD. Sari Kerupuk. Haji Lahprozi memanfaatkan listrik PLN untuk menjalankan bisnis penggilingan padi.
"Alhamdulillah, saat ini kami telah memanfaatkan listrik dari PLN. Sangat terasa bedanya. Kalau dulu pada saat masih menggunakan mesin solar, kami hanya bisa menghasilkan 6 ton, namun kini kami dapat memproduksi 10 ton dalam sehari," ucap Haji Lahprozi.
Hal senada juga diungkapkan oleh Haji Junaidi, pemilik mesin penggiling padi di Lombok Tengah yang telah menjalankan usahanya sejak tahun 2008.
"Listrik PLN ini lebih murah dan bersih. Kalau pakai mesin solar, lebih mahal, lebih bising dan kotor. Selain itu, dulu untuk sekali produksi kami harus merogoh kocek lebih dalam untuk membayar 3 jerigen solar seharga lebih kurang Rp 900 ribu. Namun, sekarang setelah memakai listrik PLN, saya hanya perlu membayar sekitar Rp 600 ribu untuk seminggu," ujarnya.
Haji Junaidi pun berharap PLN bisa tetap konsisten memasok listrik andal guna mendukung usahanya. Terlebih, saat ini ia bisa memproduksi hingga 15 ton untuk menggiling padi dalam satu hari. Dirinya pun mengucapkan terima kasih atas layanan kelistrikan dari PLN.
Sementara itu, General Manager PLN UIW NTB, Sudjarwo mengatakan pogram Electrifying Agriculture dari PLN ini berfungsi sebagai solusi kelistrikan yang komprehensif untuk mendukung sektor agrikultura, melalui pembangunan infrastruktur kelistrikan yang memadai, PLN memungkinkan petani untuk mengakses listrik dengan mudah dan menjalankan kegiatan pertanian dengan lebih efisien.
Ia mengatakan sejak diluncurkan, program Electrifying Agriculture telah menghasilkan keuntungan yang cukup besar bagi para pengusaha tani. Dengan adanya akses listrik yang andal, para petani dapat mengoptimalkan usahanya dan mampu memberikan dorongan yang signifikan bagi pengusaha tani dalam mengembangkan usaha mereka.
"Selain peningkatan keuntungan, program Electrifying Agriculture juga berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup para pelaku usaha agrikultura. Penggunaan listrik memungkinkan mereka menggunakan peralatan modern, memperpanjang waktu operasional dan mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manual. Dengan demikian, program ini juga berdampak pada peningkatan kesejahteraan dan mobilitas sosial di komunitas pertanian," kata Sudjarwo.