Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyebut sebanyak 346 balita stunting atau kerdil di daerah itu mendapatkan bantuan susu protein tinggi untuk membantu pemenuhan kebutuhan gizi dan tumbuh kembang mereka.
"Sebanyak 346 balita stunting yang kita berikan bantuan susu itu memiliki komplikasi," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram Usman Hadi di Mataram, Rabu.
Ia mengatakan program bantuan susu protein tinggi itu dilaksanakan bekerja sama dengan ahli gizi dan dokter spesialis anak di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram.
Karenanya, setiap balita stunting yang akan mendapatkan bantuan susu, terlebih dahulu melakukan konsultasi dengan dokter spesialis anak untuk di observasi.
Selanjutnya, hasil observasi mereka akan dibuatkan resep dan diberikan susu sesuai kebutuhan dan takaran. Susu bisa diambil di puskesmas masing-masing wilayah tempat tinggal balita stunting.
"Dalam teori petunjuk teknis, balita tersebut akan dapat bantuan selama 2-3 bulan. Tapi, tergantung dari kondisi balita, jika belum membaik, bantuan bisa diberikan lagi," katanya.
Karenanya, dalam pelaksanaan pemberian bantuan susu protein tinggi bagi balita stunting itu, balita diharuskan melakukan perawatan rutin minimal dua minggu sekali ke dokter spesialis anak di RSUD Mataram agar tumbuh kembang balita bisa terpantau.
"Selain itu, dokter bisa memberikan resep serta susu sesuai kebutuhan, sebab yang tahu takaran pemberian susu itu adalah dokter spesialis. Jadi, tidak dibagi sembarangan secara serentak," katanya.
Usman mengatakan anggaran untuk program bantuan susu dari dana alokasi khusus (DAK) 2023 sebesar Rp1 miliar.
Untuk jenis susu sesuai rekomendasi ahli gizi anak dan dokter spesialis anak serta memiliki kandungan protein tinggi untuk mempercepat tumbuh kembang anak.
"Dengan demikian, diharapkan bisa menekan angka stunting di Mataram yang saat ini tercatat 15,6 persen," katanya.
"Sebanyak 346 balita stunting yang kita berikan bantuan susu itu memiliki komplikasi," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram Usman Hadi di Mataram, Rabu.
Ia mengatakan program bantuan susu protein tinggi itu dilaksanakan bekerja sama dengan ahli gizi dan dokter spesialis anak di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram.
Karenanya, setiap balita stunting yang akan mendapatkan bantuan susu, terlebih dahulu melakukan konsultasi dengan dokter spesialis anak untuk di observasi.
Selanjutnya, hasil observasi mereka akan dibuatkan resep dan diberikan susu sesuai kebutuhan dan takaran. Susu bisa diambil di puskesmas masing-masing wilayah tempat tinggal balita stunting.
"Dalam teori petunjuk teknis, balita tersebut akan dapat bantuan selama 2-3 bulan. Tapi, tergantung dari kondisi balita, jika belum membaik, bantuan bisa diberikan lagi," katanya.
Karenanya, dalam pelaksanaan pemberian bantuan susu protein tinggi bagi balita stunting itu, balita diharuskan melakukan perawatan rutin minimal dua minggu sekali ke dokter spesialis anak di RSUD Mataram agar tumbuh kembang balita bisa terpantau.
"Selain itu, dokter bisa memberikan resep serta susu sesuai kebutuhan, sebab yang tahu takaran pemberian susu itu adalah dokter spesialis. Jadi, tidak dibagi sembarangan secara serentak," katanya.
Usman mengatakan anggaran untuk program bantuan susu dari dana alokasi khusus (DAK) 2023 sebesar Rp1 miliar.
Untuk jenis susu sesuai rekomendasi ahli gizi anak dan dokter spesialis anak serta memiliki kandungan protein tinggi untuk mempercepat tumbuh kembang anak.
"Dengan demikian, diharapkan bisa menekan angka stunting di Mataram yang saat ini tercatat 15,6 persen," katanya.