Mataram (Antara NTB) - Sebanyak 604 santri dan santriwati se-Pulau Lombok di Provinsi Nusa Tenggara Barat mengikuti kegiatan penulisan Mushaf Alquran dalam rangkaian memperingati Hari Santri pada 22 Oktober 2016.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi NTB H Sulaiman Hamid di Mataram, Rabu, mengatakan budaya penulisan Mushaf Alquran tersebut merupakan kegiatan pertama di Indonesia, atas inisiatif Menteri Agama RI.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi NTB H Sulaiman Hamid di Mataram, Rabu, mengatakan budaya penulisan Mushaf Alquran tersebut merupakan kegiatan pertama di Indonesia, atas inisiatif Menteri Agama RI.
"Penulisan ini akan menghasil dua Mushaf Alquran. Satu mushaf akan dikirim ke Kementerian Agama, yang satu lagi untuk arsip di Kantor Kementerian Agama Provinsi NTB," katanya.
Ia menuturkan, acara penulisan Mushaf Alquran dalam rangkaian memperingati Hari Santri 22 Oktober itu, dikuti 604 orang santri dan santriwati yang berasal dari sejumlah pondok pesantren se-Pulau Lombok.
Untuk itu, pihaknya berharap kegiatan tersebut dapat menumbuhkan motivasi yang kuat bagi santri/santriwati dalam menulis Alquran. Sehingga, Mushaf Alquran tetap terjaga hingga ke generasi-generasi selanjutnya.
Sementara itu, Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi yang turut hadir dalam kegiatan itu mengaku bangga karena dapat melihat para santri dan santriwati membumikaan Alquran di NTB.
"Saya bangga menjadi santri. Saya bangga karena seluruh jenjang pendidikan saya itu, saya habiskan di pondok. Dengan bekal itulah, dengan karunia Allah, alhamdulillah saya dapat menempuh kehidupan lebih baik," tutur gubernur.
Kegiatan yang digelar serentak di seluruh provinsi di Indonesia tersebut dimaksudkan membudayakan penulisan Mushaf Alquran di kalangan santri dan santriwati. Seluruh santri/santriwati mampu membaca, menulis dan mengamalkan Alquran dalam kehidupan sehari-hari.
Gubernur Zainul Majdi menyatakan Alquran merupakan kekuatan Islam dan umat Islam. Karena itu, ia berpesan kepada seluruh santri/santriwati untuk menjaga dan memelihara Alquran. Hal itu, menurut gubernur, dapat dilakukan dengan menghafal dan menulis Alquran.
"Menjaga Alquran bukan dengan berteriak atau membuat keributan, tapi dengan kita cintai, kita baca. Kita pegang teguh ajarannya, kita tuliskan ayat-ayatnya, kita simpan ajarannya ke dalam dada, kita yakini sepenuh hati, dan berusaha kita amalkan," ucapnya.
Selain itu, gubernur juga berpesan kepada santri/santriwati untuk bersabar dalam menuntut ilmu, karena menuntut ilmu tersebut memiliki ruang dan waktu, yang harus dijalani dengan pengorbanan dan penuh kesabaran.
"Kalau ilmu itu bisa ngomong, dia selalu ngomong ke kita, berikan saya semua yang kau miliki, aku akan berikan sebagian yang aku miliki. Artinya apa, berikan semua perhatian kita, waktu kita, sesungguhan kita, maka ilmu akan memberikan sebagian kepada kita," kata gubernur. (*)