Lombok Tengah (Antara NTB) - PT Wijaya Karya (Wika) Tbk melalui anak usahanya PT Wijaya Karya Gedung (Wika Gedung) dan PT Indonesia Tourism Development Corporation melakukan pemasangan tiang pancang pembangunan hotel Pullman di kawasan ekonomi khusus Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
Direktur Utama Wika Gedung Nariman Prasetyo mengatakan Pullman akan menjadi hotel pertama yang dibangun di kawasan Mandalika, Lombok Tengah.
Hotel itu akan dibangun di atas lahan seluas 27.000 m2 dengan kapastas 250 kamar, 20 villa, serta ruang pertemuan yang berkapasitas 300 orang.
"Hotel ini dibangun dengan konsep eco-green mulai dari persiapan hingga nanti selesai pembangunnya. Jadi semua konsepnya eco-green," kata Nariman di Mandalika, Lombok Tengah, Jumat (20/10).
Nariman menjelaskan, konsrp eco-green construction sendiri diklaim mampu mengurangi polusi dengan menggunakan bahan yang ramah lingkungan, salah satunya dengan mengurangi penggunaan kayu. Bahkan, konsep ini sudah digunakan di seluruh dunia.
"Seluruh bahan yang digunakan pun mendapatkan sertifikasi eco-green yang menambah keyakinan akan konsep hijau yang diusung," jelasnya.
Menurutnya, dengan terbangunnya hotel tersebut menambah jumlah portofolio Wika Gedung sebelum melakukan aksi penawaran umum saham perdana yang diperkirakan akan dilakukan pada akhir November 2017. Nilai investasi yang untuk membangun hotel ini mencapai Rp750 miliar dengan target pengerjaan selama 18 bulan.
"Kita berusaha bisa lebih cepat dari itu (18 bulan, red) juga, seperti pengalaman yang kita lakukan membangun di Jawa Timur dan Jakarta," ucap Nariman.
Sementara itu, Direktur Pengembangan PT Indonesia Tourism Development Corporation (PT ITDC) Edwin Dharma Setiawan, mengatakan pemilihan Pullman sebagai salah satu hotel yang dibangun oleh ITDC berdasarkan pada perhitungan nilai return atau payback periode yang dihasilkan.
"Kami dalam mencari kemungkinan investasi untuk masuk pada satu pasar yang stabil semua aspek kita lihat dan perhitungkan, sehingga pemilihan hotel yang masuk di kawasan juga perlu dipertimbangkan," katanya.
Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan pembangunan hotel Pullman menunjukan minat investor terhadap KEK Mandalika untuk mendukung infrastruktur dan hospitality. Di mana keberadaan hotel merupakan salah satu sarana dan prasarana penting dalam mendukung kemajuan pariwisata di suatu daerah.
"Karenanya, saya harap masih banyak lagi investor yang mau berinvestasi di KEK Mandalika untuk terus memberikan dukungan infrastruktur dan sarana prasarana bagi pengunjung di wilayah KEK ini," tandasnya. (*)
Direktur Utama Wika Gedung Nariman Prasetyo mengatakan Pullman akan menjadi hotel pertama yang dibangun di kawasan Mandalika, Lombok Tengah.
Hotel itu akan dibangun di atas lahan seluas 27.000 m2 dengan kapastas 250 kamar, 20 villa, serta ruang pertemuan yang berkapasitas 300 orang.
"Hotel ini dibangun dengan konsep eco-green mulai dari persiapan hingga nanti selesai pembangunnya. Jadi semua konsepnya eco-green," kata Nariman di Mandalika, Lombok Tengah, Jumat (20/10).
Nariman menjelaskan, konsrp eco-green construction sendiri diklaim mampu mengurangi polusi dengan menggunakan bahan yang ramah lingkungan, salah satunya dengan mengurangi penggunaan kayu. Bahkan, konsep ini sudah digunakan di seluruh dunia.
"Seluruh bahan yang digunakan pun mendapatkan sertifikasi eco-green yang menambah keyakinan akan konsep hijau yang diusung," jelasnya.
Menurutnya, dengan terbangunnya hotel tersebut menambah jumlah portofolio Wika Gedung sebelum melakukan aksi penawaran umum saham perdana yang diperkirakan akan dilakukan pada akhir November 2017. Nilai investasi yang untuk membangun hotel ini mencapai Rp750 miliar dengan target pengerjaan selama 18 bulan.
"Kita berusaha bisa lebih cepat dari itu (18 bulan, red) juga, seperti pengalaman yang kita lakukan membangun di Jawa Timur dan Jakarta," ucap Nariman.
Sementara itu, Direktur Pengembangan PT Indonesia Tourism Development Corporation (PT ITDC) Edwin Dharma Setiawan, mengatakan pemilihan Pullman sebagai salah satu hotel yang dibangun oleh ITDC berdasarkan pada perhitungan nilai return atau payback periode yang dihasilkan.
"Kami dalam mencari kemungkinan investasi untuk masuk pada satu pasar yang stabil semua aspek kita lihat dan perhitungkan, sehingga pemilihan hotel yang masuk di kawasan juga perlu dipertimbangkan," katanya.
Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan pembangunan hotel Pullman menunjukan minat investor terhadap KEK Mandalika untuk mendukung infrastruktur dan hospitality. Di mana keberadaan hotel merupakan salah satu sarana dan prasarana penting dalam mendukung kemajuan pariwisata di suatu daerah.
"Karenanya, saya harap masih banyak lagi investor yang mau berinvestasi di KEK Mandalika untuk terus memberikan dukungan infrastruktur dan sarana prasarana bagi pengunjung di wilayah KEK ini," tandasnya. (*)