Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), menyiapkan tim kesehatan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan bagi jamaah haji yang mengalami keluhan atau gangguan kesehatan setelah pulang dari Tanah Suci.
Kepala Dinkes Kota Mataram H Emirald Isfihan di Mataram, Jumat, mengatakan setelah jamaah kembali ke lingkungan dan rumah masing-masing, tim Dinkes akan memantau kondisi kesehatan jamaah.
"Tim dari puskesmas siap turun melakukan pemeriksaan apabila ada keluhan gangguan kesehatan dari jamaah," katanya.
Hal tersebut disampaikan menyikapi data dari Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Mataram yang menyebutkan sebanyak 393 peserta haji Kelompok Terbang (Kloter) 01 Embarkasi Lombok, dijadwalkan tiba di Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid pada Sabtu 22 Juni 2024 sekitar pukul 23.45 Wita.
Baca juga: Kepulangan Jamaah haji Embarkasi Lombok NTB mulai 22 Juni 2024
Kemudian 286 peserta haji pada Kloter 07 yang bergabung dengan jamaah dari Kabupaten Lombok Barat dijadwalkan tiba di Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid Lombok pada Senin 1 Juli 2024 sekitar pukul 05.00 Wita.
Ia mengatakan proses pemantauan kesehatan jamaah haji setelah pulang tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang dilakukan selama 14 hari, karena sekarang sudah tidak ada lagi prosedur pemeriksaan seperti saat COVID-19, yang harus isolasi dan protokol kesehatan lainnya.
Karena itu dalam hal ini, kata dia, Dinkes sifatnya hanya mengimbau kepada jamaah yang mengalami gangguan kesehatan setelah pulang dari Tanah Suci agar menghubungi petugas kesehatan di puskesmas sekitar atau datang langsung.
"Pasalnya, layanan di puskesmas tetap bisa diakses kapan saja," katanya.
Baca juga: 16 haji NTB dirawat di Arab Saudi akibat penyakit paru
Menurut Emirald, biasanya jamaah yang baru pulang dari Tanah Suci akan mengalami inspeksi saluran pernapasan dengan gejala antara lain batuk, hidung tersumbat, demam, dan sakit kepala. Kondisi itu terjadi karena tubuh jamaah masih melakukan penyesuaian kembali dengan iklim berbeda.
"Sedangkan jamaah dengan penyakit bawaan haji seperti kencing manis, hipertensi, dan lainnya, kita imbau harus segera rutin periksa kesehatan lagi," katanya.
Di sisi lain Emirald juga mengimbau jamaah selama masa penyesuaian cuaca di Tanah Air banyak minum air putih dan perbanyak konsumsi buah dan sayur. Selain itu hal yang terpenting dilakukan jamaah adalah istirahat yang cukup, karena sudah melaksanakan ibadah dan perjalanan panjang yang melelahkan.
Karenanya, kata dia, jamaah harus tetap waspada terhadap potensi gangguan kesehatan, jangan diforsir dengan menerima tamu. "Terima tamu boleh, asal dibatasi dan luangkan waktu yang cukup untuk istirahat," ucapnya.
Kepala Dinkes Kota Mataram H Emirald Isfihan di Mataram, Jumat, mengatakan setelah jamaah kembali ke lingkungan dan rumah masing-masing, tim Dinkes akan memantau kondisi kesehatan jamaah.
"Tim dari puskesmas siap turun melakukan pemeriksaan apabila ada keluhan gangguan kesehatan dari jamaah," katanya.
Hal tersebut disampaikan menyikapi data dari Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Mataram yang menyebutkan sebanyak 393 peserta haji Kelompok Terbang (Kloter) 01 Embarkasi Lombok, dijadwalkan tiba di Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid pada Sabtu 22 Juni 2024 sekitar pukul 23.45 Wita.
Baca juga: Kepulangan Jamaah haji Embarkasi Lombok NTB mulai 22 Juni 2024
Kemudian 286 peserta haji pada Kloter 07 yang bergabung dengan jamaah dari Kabupaten Lombok Barat dijadwalkan tiba di Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid Lombok pada Senin 1 Juli 2024 sekitar pukul 05.00 Wita.
Ia mengatakan proses pemantauan kesehatan jamaah haji setelah pulang tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang dilakukan selama 14 hari, karena sekarang sudah tidak ada lagi prosedur pemeriksaan seperti saat COVID-19, yang harus isolasi dan protokol kesehatan lainnya.
Karena itu dalam hal ini, kata dia, Dinkes sifatnya hanya mengimbau kepada jamaah yang mengalami gangguan kesehatan setelah pulang dari Tanah Suci agar menghubungi petugas kesehatan di puskesmas sekitar atau datang langsung.
"Pasalnya, layanan di puskesmas tetap bisa diakses kapan saja," katanya.
Baca juga: 16 haji NTB dirawat di Arab Saudi akibat penyakit paru
Menurut Emirald, biasanya jamaah yang baru pulang dari Tanah Suci akan mengalami inspeksi saluran pernapasan dengan gejala antara lain batuk, hidung tersumbat, demam, dan sakit kepala. Kondisi itu terjadi karena tubuh jamaah masih melakukan penyesuaian kembali dengan iklim berbeda.
"Sedangkan jamaah dengan penyakit bawaan haji seperti kencing manis, hipertensi, dan lainnya, kita imbau harus segera rutin periksa kesehatan lagi," katanya.
Di sisi lain Emirald juga mengimbau jamaah selama masa penyesuaian cuaca di Tanah Air banyak minum air putih dan perbanyak konsumsi buah dan sayur. Selain itu hal yang terpenting dilakukan jamaah adalah istirahat yang cukup, karena sudah melaksanakan ibadah dan perjalanan panjang yang melelahkan.
Karenanya, kata dia, jamaah harus tetap waspada terhadap potensi gangguan kesehatan, jangan diforsir dengan menerima tamu. "Terima tamu boleh, asal dibatasi dan luangkan waktu yang cukup untuk istirahat," ucapnya.