Lombok Utara (Antaranews NTB) - Aksi Cepat Tanggap (ACT) telah merampungkan pembangunan "Integrated Community Shelter" (ICS) untuk 224 kepala keluarga korban gempa di Desa Gondang, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.
Komplek ICS tersebut diresmikan oleh Presiden ACT Ahyudin, bersama Bupati Lombok Utara H Najmul Akhyar di Desa Gondang, Kecamatan Gangga, Lombok Utara, Selasa.
Kompleks hunian terpadu yang dibangun ACT selama satu bulan tersebut dilengkapi dengan fasilitas umum seperti masjid, MCK umum, dapur umum, sekolah, taman bermain, sekretariat ICS, serta klinik kesehatan untuk para pengungsi.
Dalam sambutannya, Ahyudin mengatakan peresmian ICS di Desa Gondang tersebut, bukan akhir pekerjaan, namun awal babak baru penanganan pascagempa Lombok. Dalam rangkaian pascabencana tersebut juga sebagai tanda peralihan dari "Penyelamatan kehidupan menuju pembangunan kehidupan".
"Sesuai namanya, ICS dimaksudkan sebagai penanganan komunitas penyintas bencana secara terpadu. ACT mengkolaborasikan potensinya dalam pengelolaan pemberian pertolongan. Karena Allah SWT berbuat total dalam mengurus hamba-hambanya, kami juga tidak setengah-setengah dalam menangani krisis kemanusiaan, termasuk dalam kebencanaan," katanya.
Senior Vice President ACT, Syuhelmaidi Syukur, menambahkan di kompleks ICS tersebut juga terdapat sarana untuk membangun perekonomian pengungsi.
"Kami juga membangun warung wakaf dan ACT Humanity Store," katanya.
Bekerja sama dengan Global Wakaf, kata Syuhelmaidi, warung wakaf merupakan unit usaha untuk para pengungsi, di mana pengelolaannya ditopang dari dana wakaf yang disalurkan melalui Global Wakaf.
Hasil pengelolaan warung wakaf di ICS, nantinya akan diperuntukkan untuk mengurus biaya operasional masjid pengungsi di ICS.
Sementara ACT Humanity Store merupakan layanan gratis untuk pengungsi, di mana pengungsi bisa mendapatkan sembako untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka. Ada lebih dari 3.500 keluarga pengungsi yang bisa menikmati fasilitas tersebut.
"Pengungsi kami beri `Humanity Card`. Dengan kartu tersebut, mereka bisa berbelanja di ACT Humanity Store tanpa perlu mengeluarkan biaya," jelas Syuhelmaidi.
Baik warung wakaf dan ACT Humanity Store turut dibuka untuk umum berbarengan dengan peresmian ICS, Selasa (18/9). Peresmian kompleks ICS tersebut ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Presiden ACT Ahyudin serta pemberian kunci selter secara simbolis kepada pengungsi di ICS.
Sebelumnya, ICS juga telah dibangun untuk korban bencana di Padang, Sumatera Barat, korban longsor di Banjarnegara, Jawa Tengah, dan pengungsi Rohingya yang terdampar di Lhokseumawe, Aceh pada 2015. (*)
Komplek ICS tersebut diresmikan oleh Presiden ACT Ahyudin, bersama Bupati Lombok Utara H Najmul Akhyar di Desa Gondang, Kecamatan Gangga, Lombok Utara, Selasa.
Kompleks hunian terpadu yang dibangun ACT selama satu bulan tersebut dilengkapi dengan fasilitas umum seperti masjid, MCK umum, dapur umum, sekolah, taman bermain, sekretariat ICS, serta klinik kesehatan untuk para pengungsi.
Dalam sambutannya, Ahyudin mengatakan peresmian ICS di Desa Gondang tersebut, bukan akhir pekerjaan, namun awal babak baru penanganan pascagempa Lombok. Dalam rangkaian pascabencana tersebut juga sebagai tanda peralihan dari "Penyelamatan kehidupan menuju pembangunan kehidupan".
"Sesuai namanya, ICS dimaksudkan sebagai penanganan komunitas penyintas bencana secara terpadu. ACT mengkolaborasikan potensinya dalam pengelolaan pemberian pertolongan. Karena Allah SWT berbuat total dalam mengurus hamba-hambanya, kami juga tidak setengah-setengah dalam menangani krisis kemanusiaan, termasuk dalam kebencanaan," katanya.
Senior Vice President ACT, Syuhelmaidi Syukur, menambahkan di kompleks ICS tersebut juga terdapat sarana untuk membangun perekonomian pengungsi.
"Kami juga membangun warung wakaf dan ACT Humanity Store," katanya.
Bekerja sama dengan Global Wakaf, kata Syuhelmaidi, warung wakaf merupakan unit usaha untuk para pengungsi, di mana pengelolaannya ditopang dari dana wakaf yang disalurkan melalui Global Wakaf.
Hasil pengelolaan warung wakaf di ICS, nantinya akan diperuntukkan untuk mengurus biaya operasional masjid pengungsi di ICS.
Sementara ACT Humanity Store merupakan layanan gratis untuk pengungsi, di mana pengungsi bisa mendapatkan sembako untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka. Ada lebih dari 3.500 keluarga pengungsi yang bisa menikmati fasilitas tersebut.
"Pengungsi kami beri `Humanity Card`. Dengan kartu tersebut, mereka bisa berbelanja di ACT Humanity Store tanpa perlu mengeluarkan biaya," jelas Syuhelmaidi.
Baik warung wakaf dan ACT Humanity Store turut dibuka untuk umum berbarengan dengan peresmian ICS, Selasa (18/9). Peresmian kompleks ICS tersebut ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Presiden ACT Ahyudin serta pemberian kunci selter secara simbolis kepada pengungsi di ICS.
Sebelumnya, ICS juga telah dibangun untuk korban bencana di Padang, Sumatera Barat, korban longsor di Banjarnegara, Jawa Tengah, dan pengungsi Rohingya yang terdampar di Lhokseumawe, Aceh pada 2015. (*)