Mataram (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau kepada masyarakat di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk tetap waspadai masa pancaroba pada akhir 2024.

"Wilayah di Nusa Tenggara Barat sebagian besar sudah mulai memasuki musim hujan," kata Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid (ZAM) Lombok, Aprilia Mustika Dewi melalui keterangan tertulisnya di Mataram, Senin.

Selama masa pancaroba, yaitu peralihan musim dari musim kemarau ke musim hujan, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang.

"Angin puting beliung dan fenomena hujan es," katanya.

Baca juga: Masyarakat di NTB diingatkan jaga perilaku hidup bersih dan sehat

Salah satu ciri masa peralihan musim adalah pola hujan yang biasa terjadi pada sore hingga menjelang malam hari dengan didahului oleh adanya udara hangat dan terik pada pagi hingga siang hari.

Hal ini terjadi karena radiasi matahari yang diterima pada pagi hingga siang hari cukup besar dan memicu proses konveksi (pengangkatan massa udara) dari permukaan bumi ke atmosfer,

"Sehingga memicu terbentuknya awan," katanya.

Pada periode ini cenderung tidak merata dengan intensitas sedang hingga lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang. Apabila kondisi atmosfer menjadi labil/tidak stabil maka potensi pembentukan awan konvektif seperti awan Cumulonimbus (CB) akan meningkat.

"Pada periode pancaroba potensi terjadinya angin puting beliung cukup tinggi," katanya.

Baca juga: Germas digencarkan di Mataram guna cegah penyakit musim pancaroba

Selain itu, curah hujan yang lebat menjadi salah satu pemicu bencana hidrometeorologi, seperti banjir bandang dan tanah longsor.

Potensi terjadinya sambaran petir cukup tinggi di wilayah Nusa Tenggara Barat karenanya, kepada masyarakat saat beraktivitas di luar ruangan terbuka untuk segera masuk ke dalam ruangan, yang tinggal didaerah perbukitan yang rawan longsor.

"Kami juga mengimbau untuk waspada dan berhati-hati," katanya.

Baca juga: Warga diimbau waspadai cuaca ekstrem jelang musim pancaroba

Potensi terjadi cuaca ekstrem akan meningkat ketika didukung dengan aktifnya beberapa fenomena atmosfer yang terjadi di wilayah Nusa Tenggara Barat, seperti adanya belokan atau konvergensi, aktifnya Madden Jullian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin, Gelombang Rossby.

"Dan kondisi labilitas udara yang cukup kuat," katanya.

Masyarakat dihimbau untuk senantiasa menjaga kesehatan dalam menghadapi kondisi cuaca yang cepat berubah setiap harinya akibat pancaroba. Cuaca panas dan hujan dapat terjadi silih berganti dengan cepat sehingga dapat memicu gangguan daya tahan tubuh.

"Selain itu, masyarakat diharapkan dapat menyesuaikan aktivitas di luar ruangan termasuk dengan menggunakan perangkat pelindung diri dari terik matahari/hujan seperti payung, topi, atau jas hujan," katanya.

 

Pewarta : Akhyar Rosidi
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2024