Mataram (ANTARA) - Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Winda Putri Listya menyatakan kinerja perekonomian NTB tetap terjaga baik dan tumbuh 6,22 persen pada triwulan III tahun 2024.
"Jadi di tengah ketidakpastian global yang masih berlanjut, kinerja perekonomian NTB tetap terjaga baik dan tumbuh 6,22 persen pada triwulan III 2024," kata Winda melalui siaran pers yang diterima di Mataram, Senin.
Sejalan dengan laporan yang telah disampaikan Gubernur BI, Winda menyampaikan sinergi kebijakan, optimisme, dan komitmen, menjadi kata kunci yang membawa ekonomi Indonesia tetap berdaya tahan di tengah tantangan yang kompleks.
Perkembangan positif tersebut ditopang oleh terjaganya kinerja konsumsi rumah tangga dan ekspor luar negeri yang tumbuh tinggi seiring relaksasi ekspor konsentrat tembaga hingga akhir tahun.
Baca juga: Tiga proyek infrastruktur kelistrikan di NTB dukung pembangunan ekonomi
Sementara secara sektoral akselerasi sektor pendukung pariwisata dan berlanjutnya kinerja positif sektor pertanian dan pertambangan, kata dia, menopang kinerja positif ekonomi NTB.
Lebih tangguhnya ekonomi NTB pada tahun 2024, lanjutnya, juga didukung oleh stabilitas sistem keuangan yang tetap solid. Kondisi ini terlihat dari pertumbuhan kredit yang tetap tinggi pada kisaran target 10-12 persen dengan kualitas kredit yang tetap terjaga.
Sejalan dengan itu tekanan inflasi selama tahun 2024 juga tercatat terkendali, tingginya tekanan harga komoditas pangan pada triwulan I 2024 telah berangsur turun dan kembali normal, hingga Oktober 2024 inflasi tahunan NTB tercatat sebesar 1,44 persen.
KPwBI NTB menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh pemangku kepentingan daerah yang turut terlibat dalam pengendalian inflasi daerah, sepanjang tahun 2024 BI bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Provinsi NTB senantiasa bersinergi dalam berbagai Program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan.
Baca juga: Program industrialisasi dongkrak perekonomian di NTB
Program tersebut meliputi koordinasi intensif dalam high level meeting dan rapat koordinasi operasi pasar murah, implementasi dan perluasan bibit unggul, termasuk perluasan kerja sama antar daerah dan pembukaan warung tanggap inflasi.
Lebih lanjut, melalui konsistensi, inovasi, dan sinergi yang terus dilakukan telah membawa Provinsi NTB meraih Triple Award TPID di tahun 2024.
Sejalan dengan upaya menjaga Inflasi dalam kerangka TPID tersebut, agenda reformasi struktural juga perlu menjadi prioritas bersama, tidak hanya untuk memperkuat daya saing, namun juga menciptakan berbagai lapangan pekerjaan baru, sebagaimana yang telah dilakukan sepanjang tahun 2024.
Guna mendorong realisasi investasi dan ekspor non-tambang, kata dia, Regional Investor Relation Unit BI NTB bersama dengan NTB Genjot Ekspor dan Tim Promosi Ekonomi Daerah telah melakukan berbagai promosi investasi dan perdagangan komoditas unggulan daerah ke pasar internasional.
Baca juga: Pertanian, kontribusi dalam perekonomian dan kesejahteraan petani di NTB
Upaya pengembangan ekonomi daerah melalui berbagai program on boarding UMKM, baik peningkatan kapasitas produksi, akses pembiayaan termasuk optimalisasi penjualan melalui promosi produk UMKM.
Selain itu BI engakselerasi peningkatan inklusifitas destinasi melalui pengembangan desa wisata yang pada tahun 2024 berhasil meraih apresiasi pada dua desa wisata yaitu Desa Wisata Bonjeruk dan Desa Wisata Bilebante.
Dari sisi pengembangan ekonomi syariah, KPwBI NTB telah menginisiasi pembentukan Pusat Halal, sertifikasi halal UMKM, fasilitasi keikutsertaan pada FESyar dan ISEF, serta gelaran Womanpreneurday sebagai agenda sampingan pada "Road to FESyar KTI".
Lebih lanjut pengembangan kemandirian pesantren juga terus didorong melalui Program Hebitren dan Infratani, sehingga memperoleh penghargaan sebagai pondok pesantren unggulan terbaik pada Festival Ekonomi Keuangan Syariah KTI pada tahun 2024.
Baca juga: NTB meraih tiga penghargaan TPID terbaik dari Kemenko Perekonomian