Mataram (ANTARA) - Ni Ketut Wolini resmi kembali terpilih sebagai Ketua Badan Pimpinan Daerah (BPD) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Barat (untuk periode 2024-2029. Pemilihan dilakukan secara aklamasi dalam Musyawarah Daerah (Musda) ke-VII PHRI NTB yang digelar di Mataram, Rabu (18/12).
"Ini merupakan periode kedua saya untuk masa kepengurusan 2024-2029. Bisa menjabat tiga kali dengan syarat harus terpilih secara aklamasi," ujar Wolini di sela Musda tersebut.
Di sela Musa, Wolini mengakui bahwa tantangan berat yang dihadapi sektor pariwisata NTB selama beberapa tahun terakhir. Ia menyinggung dampak gempa bumi Lombok pada 2018 dan pandemi COVID-19 sejak 2020 yang membuat sektor pariwisata daerah ini terpuruk.
"Pariwisata NTB terdampak sekali akibat gempa bumi dan pandemi COVID-19. Praktis selama kepengurusan periode pertama saya, hanya bisa bekerja maksimal dua tahun (2023-2024)," ungkapnya.
Baca juga: PHRI mendukung peningkatan wisatawan di Mandalika
Namun, ia optimistis untuk membangkitkan kembali dunia pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan kolaborasi erat bersama pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat.
Wolini mengungkapkan beberapa agenda strategis yang akan dijalankan selama periode keduanya. Di antaranya adalah sinkronisasi dengan Kalender Event NTB. PHRI NTB berkomitmen untuk mendukung dan menyesuaikan programnya dengan calendar of events yang disusun oleh Dinas Pariwisata NTB.
Selain itu, program promosi pariwisata akan dirancang untuk menciptakan sinergi antara PHRI NTB, pemangku kepentingan, dan organisasi jasa pariwisata lainnya.
"Kita tidak akan bisa maksimal jika jalan sendiri-sendiri. Kita harus duduk bersama," ujarnya.
Baca juga: PHRI NTB mendorong pengembangan pariwisata Samota
Wolini menekankan pentingnya memperbanyak ragam acara untuk menarik wisatawan, seperti yang dilakukan di Bali. Selain itu, ia menyarankan penurunan harga kamar hotel dan penawaran diskon sebagai langkah strategis untuk meningkatkan okupansi hotel.
"Jika harga kamar hotel terlalu tinggi sementara wisatawan sedikit, lebih baik kita turunkan harga agar kamar tetap terisi," jelasnya.
Wolini juga menyoroti perbandingan dengan Bali yang memiliki banyak acara rutin sehingga menarik wisatawan untuk tinggal lebih lama.
"Kenapa wisatawan lama tinggal di Bali? Karena ada ragam acara. Hari ini ada acara, besok ada acara lain. Di NTB, kita juga perlu melakukan hal serupa," katanya.
Baca juga: PHRI: Hunian hotel di Lombok menjelang WSBK naik 100 persen
Di bawah kepemimpinan Wolini yang berpengalaman, PHRI NTB diharapkan mampu membawa perubahan signifikan dalam dunia pariwisata NTB. Kolaborasi yang solid, inovasi destinasi, serta promosi yang masif diyakini dapat menarik lebih banyak wisatawan dan memperkuat perekonomian daerah.
Dengan semangat kebersamaan, Wolini menegaskan komitmennya untuk terus memajukan pariwisata NTB, membawa daerah ini menjadi salah satu tujuan wisata utama di Indonesia.
"Pariwisata ini milik kita bersama. Semua pihak harus bersinergi untuk mencapai tujuan besar ini," kata Wolini.
Staf Ahli Bidang Sosial Kemasyarakatan, Izzudin Mahili, yang mewakili Penjabat Gubernur NTB, juga menyampaikan pandangannya terkait kondisi pariwisata daerah ini.
Ia menyoroti target kunjungan wisatawan yang masih rendah, begitu pula dengan durasi tinggal dan belanja wisatawan.
"Pariwisata NTB harus memiliki fokus dan tema yang dapat menggerakkan seluruh sektor," ujarnya.
Izzudin juga menilai konsep-konsep seperti Halal Tourism hingga Infinite Experience belum sepenuhnya diterapkan untuk membangun pariwisata yang berkelanjutan.
Namun, ia mengapresiasi kontribusi PHRI Provinsi Nusa Tenggara Barat selama masa sulit akibat gempa bumi dan pandemi.