Pemkot Mataram mengusulkan Rp1 miliar untuk pusat kerajinan mutiara

id mcc,mataram,sekarbela

Pemkot Mataram mengusulkan Rp1 miliar untuk pusat kerajinan mutiara

Areal MCC (Mataram craft center) di Kawasan Sekarbela, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, sudah dimulai revitalisasi. (Foto: ANTARA/Nirkomala.dok)

Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), akan mengusulkan anggaran Rp1 miliar ke pemerintah pusat, untuk pengadaan fasilitas pendukung di pusat kerajinan mutiara, emas dan perak di Mataram Craft Center (MCC) di Kawasan Sekarbela.

"Usulan anggaran Rp1 miliar itu, merupakan lanjutan dari bantuan untuk revitalisasi bangunan MCC yang saat ini sedang berlangsung dengan pagu Rp1,2 miliar dari Dana Alokasi Khusus (DAK)," kata Plt Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan UMKM Kota Mataram I Gusti Ayu Yuliani di Mataram, Senin.

Sarana dan prasarana yang akan dilengkapi, kata Yuliani, antara lain fasilitas meja, kursi, AC (air conditioning), dan fasilitas pendukung lainnya.

"Harapan kita tahun ini revitalisasi fisik rampung. Tahun 2021 pengadaan sarana dan prasarana pendukung, sehingga tahun depan MCC bisa dimanfaatkan," katanya.

Menurutnya, revitalisasi MCC yang dimulai akhir September 2020 saat ini sudah mencapai sekitar 30 persen lebih dengan target selesai pada 9 Desember 2020.

Dalam konsepnya, revitalisasi MCC dilakukan untuk merubah areal MCC menjadi lebih baik dan menjadi pusat edukasi serta pariwisata dengan pendekatan hiburan dan edukasi, serta menetapkan industri kerajinan emas mutiara sebagai produk unggulan Kota Mataram.

"Kita akan menyediakan mini teater yang akan memutar film durasi pendek tentang bagaimana proses budi daya mutiara hingga menjadi sebuah kerajinan tangan unggulan dan bernilai tinggi," katanya.

Dengan demikian, kata dia, keberadaan MCC tidak hanya fokus sebagai sentra jual beli emas, perak, dan mutiara, melainkan juga sebagai pusat edukasi, hiburan dan wisata.

Dikatakan, dalam proses pengerjaanya tidak ada pedagang yang direlokasi, sebab kegiatan revitalisasi hanya dilaksanakan pada lantai dua sehingga 10 los yang ada di lantai dua akan dibongkar dan 8 lokal di bagian belakang dijadikan bengkel atau tempat perajin bekerja.

"Jadi saat proses revitalisasi, sejumlah pedagang yang masih memanfaatkan toko mereka di lantai satu tetap bisa beraktivitas. Tidak ada pedagang yang kita relokasi," katanya.