Yangon (ANTARA) - Pemimpin junta Myanmar Min Aung Hlaing menegaskan kembali janjinya pada Sabtu untuk mengadakan pemilihan umum setelah kudeta bulan lalu dan mengatakan bahwa tindakan kekerasan tidak pantas, pada saat tentara secara paksa menekan protes terhadap pengambilalihan kekuasaan itu.
Berbicara pada parade tahunan Hari Angkatan Bersenjata, dia menyambut kehadiran pasukan Rusia dan mengatakan Rusia adalah "teman sejati".
Dia mengatakan tentara harus merebut kekuasaan pada 1 Februari karena tindakan melanggar hukum oleh Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang digulingkan dari pemimpin yang sekarang ditahan Aung San Suu Kyi.
Dia menambahkan bahwa beberapa pemimpin partai telah dinyatakan bersalah melakukan korupsi dan tindakan hukum diambil untuk melawan mereka.
Kudeta militer di Myanmar itu mendapat protes dari para pemimpin dunia, Sekjen PBB Antonio Guterres dan Paus Fransiskus.
Presiden AS Joe Biden mengatakan dalam demokrasi, tentara tidak dapat membatalkan pemilu yang sudah disahkan oleh lembaga pemilihan umum.
Sumber: Reuters
Berita Terkait
Belasan warga Muslim Rohingya tewas
Minggu, 28 Januari 2024 17:11
Pelapor Khusus PBB mendesak Indonesia ambil tindakan atasi krisis Myanmar
Rabu, 21 Juni 2023 16:44
Jokowi harap Myanmar berkomitmen politik tempuh dialog internal
Kamis, 11 Mei 2023 17:34
PBB sebut budidaya opium di Myanmar meningkat
Jumat, 27 Januari 2023 4:18
Myanmar melakukan serangan udara setelah serangan milisi
Selasa, 1 Juni 2021 11:25
Junta Myanmar labeli Pemerintah Persatuan Nasional sebagai teroris
Minggu, 9 Mei 2021 1:22
Otoritas Myanmar menangkap wartawan Jepang
Senin, 19 April 2021 13:44
Pemrotes Myanmar terus tentang militer
Senin, 5 April 2021 13:16