TELKOM TETAP BERMINAT AKUISISI LAYANAN STARONE

id

Jakarta, (ANTARA) - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) menyatakan tetap berminat mengakuisisi layanan telepon tetap nirkabel (fix wireless access/FWA) StarOne milik PT Indosat Tbk.

"Kita sangat berminat. Tinggal menunggu sinyal positifnya saja," kata Direktur Utama Telkom Rinaldi Firmansyah, usai meresmikan Speedy Tour D'Indonesia, di Jakarta (11/7).

Menurut Rinaldi, sejauh ini belum ada perkembangan lebih lanjut soal rencana tersebut karena belum mendapat respon dari pihak Indosat.

"Belum pernah berbicara lagi. Jadi, walaupun kami berminat namun belum ada tanda-tanda pinangan kami diterima ya..tentu kita menunggu," tegas Rinaldi.

Sesungguhnya diutarakannya, rencana Telkom untuk mengakuisisi layanan komunikasi berbasis teknologi CDMA StarOne itu sudah dilakukan sejak Indosat di bawah kepemimpinan Widya Purnama dan Jhonny Swandi Sjam.

"Waktu itu sudah ada pembicaraan meskipun sampai tidak ada tindak lanjut. Nah...saat ini kami (Telkom) setiap saat siap membicarakannya dengan Dirut Indosat (Harry Sasongko)," kata Rinaldi.

Menurut Rinaldi, selain bertujuan memadukan layanan StarOne dengan TelkomFlexi yang memiliki layanan yang sama, Telkom juga dapat menambah kanal frekuensi untuk pengembangan FWA ke depan.

Rumor bahwa Indosat akan melakukan aksi korporasi dengan menjual divisi usahanya yaitu Starone kepada pihak manapun.

StarOne merupakan unit usaha Indosat yang selama ini dinilai membebani keuangan perseroan karena kurang laku di pasar.

Saham Singtel

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) menyatakan ingin perdalam kajian rencana membeli kembali (buyback) 35 persen saham Singapore Telecommunications (SingTel) pada PT Telkomsel.

"Kita sedang membahas rencana pengambilalihan saham SingTel di Telkomsel. Kita sih..inginnya lebih cepat, namun tentunya harus melalui persyaratan yang ada," kata Direktur Utama Telkom Rinaldi Firmansyah, usai peluncuran Speedy Tour d'Indonesia, di Jakarta (11/7).

Menurut Rinaldi, saat ini perseroan sedang melakukan pendekatan dengan pihak SingTel.

"Secara informal rencana tersebut sudah kami sampaikan, tinggal menindaklanjutinya setelah evaluasi "term and condition-nya selesai," katanya.

Rencana aksi korporasi Telkom mengakuisisi saham SingTel di Telkomsel merupakan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Meski demikian Rinaldi tidak merinci lebih lanjut dana yang disiapkan untuk mengambil alih saham SingTel tersebut.

Ia hanya berharap seluruh saham SingTel dapat dibeli sehingga kepemilikan Telkom di Telkomsel nantinya bisa mencapai 100 persen karena saat ini sebanyak 65 persen dimiliki Telkom.


Swap

Sebelumnya Direktur Keuangan Telkom Sudiro Asno menuturkan kemungkinan buyback tersebut dilakukan dengan cara menukar (swap) saham Telkomsel yang dimiliki SingTel dengan saham Telkom.

Jika tawaran itu diterima, SingTel akan menjadi salah satu pemegang saham Telkom.

Perusahaan pelat merah ini akan menukar saham Telkomsel dengan treasury stock yang ada pada Telkom.

Diketahui saat ini jumlah treasury stock Telkom mencapai 2,5 persen dengan asumsi buyback tahap IV terlaksana sesuai target, jumlah treasury stock Telkom akan meningkat hingga 5,63 persen.

Menurut Rinaldi, semua kemungkinan opsi yang ada akan dilakukan mulai dari membeli saham SingTel dengan uang kas yang dimiliki perseroan maupun dengan pinjaman perbankan.

"Kita memiliki Bank BUMN yang memiliki kemampuan untuk mendanai pembelian tersebut. Kita bisa melakukan pinjaman bank," ujarnya.

Namun terkait dengan opsi swap diutarakan Rinaldi, hal itu merupakan domain Kementerian BUMN selaku kuasa pemegang saham Telkom.

"Itu keputusannya ada pada Menteri BUMN(Mustafa Abubakar, red)," ujarnya.

Meski demikian ia berharap rencana aksi korporasi tersebut dapat rampung tahun 2011 ini juga.

"Kalau Telkomsel dikonsolidasikan ke Telkom tentu sangat menguntungkan perseroan, selain terjadinya konsolidasi juga akan ada sinergi dari layanan dan infrastruktur," katanya.

Padahal StarOne diluncurkan sejak tahun 2004, namun jumlah pelanggannya masih sangat minim atau kurang darii 1 juta pelanggan.

Selain opsi spin off, Indosat juga bisa mencari mitra strategis mengembangkan StarOne.


Balai Pustaka

Kementerian BUMN menyatakan PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Tbk menyatakan berminat mengambilalih bisnis non-sastra PT Balai Pustaka.

"Balai Pustaka akan menjadi Badan Layanan Umum (BLU) bagi Kemendiknas. Tetapi PT Telkom juga ingin masuk untuk mengambilalih bidang non-sastra," kata Menteri BUMN Mustafa Abubakar sebelum Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR, di Gedung MPR/DPR-RI, Jakarta, Senin.

Menurut Mustafa, Kementerian BUMN dan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) sebagai perusahaan yang menangangani restrukturisasi Balai Pustaka sedang mengkaji lebih lanjut penyelematan perusahaan ini.
"Sedang dibahas kemungkinan itu (BLU) dan menjadi bagian dari PT Telkom sebagai unit usaha," katanya.

Balai Pustaka yang masuk dalam daftar BUMN penanganan PPA adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang Penerbitan, Percetakan, dan Multimedia.

"Balai Pustaka memiliki bisnis yang sejalan dengan bisnis Telkom seperti Information, Media. Telkom bisa saja mengambilalih yang non-sastra di Balai Pustaka," ujar Mustafa.

Sementara Kemendiknas bisa menangani fungsi sejarah, penerbitan dan percetakannya.

"Pada Balai Pustaka ada yang sifatnya heritage (warisan), karena banyak buku-buku yang jumlahnya sampai puluhan ribu judul. Ini menjadi peluang yang dapat dikembangkan Kemendiknas," ujarnya.

Sementara bisnis non-sastra diserahkan kepada Telkom yang memang menyatakan minat untuk mengembangkanya.

Meski demikian diutarakan Mustafa, Telkom harus terlebih dahulu rencana bisnisnya, termasuk PPA.

"Restrukturisasi Balai Pustaka ini diharapkan dapat rampung pada kuartal III 2011, atau paling lambat akhir tahun," katanya. (*)


Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.