Jakarta (ANTARA) - Direktur Jendral Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Dirjen IKP Kemenkominfo) Usman Kansong mengharapkan para jurnalis yang bekerja di era digital bisa tetap mempertahankan nilai-nilai dasar jurnalisme sebagai standar memerangi ledakan informasi masa kini.
Nilai dasar jurnalisme menjadi patokan bagi jurnalis agar tetap dapat kredibel dan dipercayai oleh masyarakat di tengah kuatnya gempuran informasi hoaks di ruang digital.
"Di era disrupsi digital, salah satu tantangan yang dihadapi adalah jurnalisme instan atau instant journalism. Jurnalisme instan itu adalah jurnalisme yang mengutip begitu saja sumber informasi misalnya dari media-media sosial. Hal lainnya adalah tentu saja munculnya hoaks,” ujar Usman dalam sebuah webinar, Senin.
Menurutnya kemunculan jurnalisme instan ditandai dengan adanya pemuatan kutipan tanpa memilah informasi yang valid.
Seringkali jurnalisme instan itu diikuti dengan metode clickbait atau metode memilih judul berita yang sensasional, namun konteks beritanya jauh dari judul tersebut.
“Jurnalisme instan juga bisa dilihat dengan munculnya jurnalisme clickbait yaitu jurnalisme yang bombastis, sensasional, terutama judul dibuat demi menarik perhatian pembaca,” tuturnya.
Kondisi yang kerap terjadi di era digital itu, menurut Usman, akhirnya menciptakan kebebasan pers yang tidak terkendali.
Akibatnya sekarang seolah-olah berita menjadi barang yang mudah untuk diproduksi dan di saat-saat genting, berita kini tak lagi bisa menjadi sumber terpercaya.
“Karena setiap individu, bahkan bisa memproduksi berita. Sehingga, yang diberitakan bisa saja merupakan kabar bohong atau melainkan disinformasi, misinformasi, atau malinformasi yang lazim kita sebut sebagai hoaks,” katanya.
Usman mengingatkan maka dari itu peran jurnalis dalam menjalankan tugasnya sebagai pembawa kabar berita perlu didampingi dengan penerapan nilai-nilai jurnalistik yang baik.
Tentunya selain menjadi mata, telinga, dan mulut rakyat, jurnalis juga harus bisa memimpin pembahasan isu atau informasi yang membawa dampak positif bagi masyarakat.
Ia juga menyampaikan saat ini fungsi jurnalisme perlu ditambahkan dengan fungsi korelasional dan interpretatif.
Menurutnya kedua fungsi itu akan melengkapi fungsi informatif, memberi hiburan, kritik sosial, dan edukasi yang selama ini telah berjalan dengan baik.
“Semestinya (jurnalis) tidak menjadi pengekor tetapi menjadi pelopor wacana publik yang terjadi di masyarakat,” kata Usman.
Ia juga berpesan kepada para insan pers agar bisa tetap melakukan perannya dalam melakukan klarifikasi dan kontra narasi terhadap hoaks yang berkembang di masyarakat.
Tentunya dengan cara demikian, kepercayaan publik terhadap media- media arus utama dapat kembali dan tidak dikalahkan oleh kabar yang hanya berseliweran di media sosial.
Berita Terkait
Kemkomdigi bangun Pusat Informasi dan pulihkan jaringan di Lewotobi NTT
Senin, 18 November 2024 5:19
Usman Kansong mundur dari jabatan Dirjen IKP Kemenkominfo
Rabu, 14 Agustus 2024 18:19
Dirjen IKP menyatakan Pusat media KTT AIS Forum siap beroperasi
Senin, 9 Oktober 2023 17:21
Generasi milenial manfaatkan medsos secara bijak
Rabu, 8 Februari 2023 6:19
Pariwisata Danau Toba nenggeliat sambut gelaran F1 Powerboat
Jumat, 13 Januari 2023 4:56
Dirjen IKP sebut desa siapkan SDM kompeten manfaatkan sistem informasi
Kamis, 8 Desember 2022 17:11
Hanya Dewan Pers berwenang sertifikasi wartawan
Minggu, 26 Juni 2022 14:51
LKBN ANTARA berperan sukseskan komunikasi publik G20
Selasa, 14 Desember 2021 16:55