RSUD Mataram menutup layanan vaksinasi selama libur lebaran

id vaksin,covid,tutup

RSUD Mataram menutup layanan vaksinasi selama libur lebaran

Ilustrasi: Antrean pasien di salah satu poliklinik Rumah Sakit Umum (RSUD) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. ANTARA/Nirkomala

Mataram (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menutup layanan vaksinasi COVID-19 baik untuk vaksin primer maupun booster selama libur dan cuti bersama Lebaran Idul Fitri 1443 Hijriah.

"Hari ini, hari terakhir kita buka layanan vaksinasi. Besok (Jumat 29/3) sudah mulai masuk jadwal cuti bersama sampai tanggal 8 Mei 2022," kata Direktur Utama (Dirut) RSUD Kota Mataram dr Hj Ni Ketut Eka Nurhayati di Mataram, Kamis.

Penutupan layanan vaksinasi tersebut sesuai informasi dari Dinas Kesehatan yang menyebutkan selama libur dan cuti bersama, aplikasi untuk kegiatan vaksinasi terkunci otomatis oleh sistem.

"Jadi kalau ada masyarakat yang ingin mudik tapi belum vaksin dosis tiga atau booster itu bukan kesalahan kami, sebab sejak awal kami sudah membuka diri untuk melayani," katanya.

Bahkan, RSUD Kota Mataram telah membuka layanan vaksinasi COVID-19 di pusat perbelanjaan yakni di Mataram Mall untuk mendekatkan dan memudahkan pelayanan bagi masyarakat.

"Dengan booster, masyarakat bisa bebas mudik lebaran ke luar daerah tanpa melalui tahapan tes usap (swab test) antigen COVID-19," katanya.

Eka sebelumnya mengatakan, sejak pemerintah menetapkan vaksin booster menjadi syarat mudik Lebaran 1443 Hijriah, untuk usia di atas 18 tahun, layanan vaksin penguat di RSUD Mataram meningkat signifikan.

Dari hanya sekitar 20-30 orang sehari, menjadi 120 bahkan hingga 150 per hari. "Bahkan pada minggu ke empat ini, sehari bisa di atas 200 orang," katanya.

Berdasarkan, data dari Dinas Kesehatan Provinsi NTB tertanggal 26 April 2022, tercatat cakupan layanan vaksin dosis ketiga di Kota Mataram sudah mencapai 18,35 persen atau 87.918 orang.

"Padahal sebelumnya cakupan vaksin dosis ketiga masih di bawah 10 persen," katanya.

Sementara untuk cakupan dosis pertama sesuai data tersebut, tambahnya, tercatat 366.725 orang atau 116,21 persen dan dosis kedua 98,36 persen atau 282.013 orang.