KADIN kerjasama isu prioritas G20 dengan Australia via IA-CEPA

id kadin,ia-cepa

KADIN kerjasama isu prioritas G20 dengan Australia via IA-CEPA

Dokumentasi. Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia Arsjad Rasjid dalam B20 Indonesia Business & Investment Forum di Davos Swiss, Selasa (23/5/2022) (ANTARA/Kuntum Riswan)

Jakarta (ANTARA) - Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Indonesia berkunjung ke Australia untuk memperkuat kerjasama yang selaras dengan agenda Presidensi G20-B20 Indonesia melalui kerangka Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA).

“KADIN Indonesia ingin memperkuat hubungan bisnis serta peluang kemitraan ekonomi dengan pemerintah dan komunitas bisnis Australia,” kata Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Jumat.

Arsjad menjelaskan, lawatan delegasi KADIN Indonesia dan B20 Indonesia ke empat kota di Australia yakni Canberra, Sydney, Melbourne, dan Perth tersebut membawa sejumlah agenda prioritas yang selaras dengan agenda Presidensi B20-G20 Indonesia.

Di antaranya, pembenahan arsitektur kesehatan, transisi energi dan inklusi ekonomi melalui komitmen penandatanganan MoU di bidang bisnis, serta pendidikan dan pembangunan berkelanjutan sebagai realisasi kerangka kerjasama Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) yang menjadi strategic tools untuk memperkuat kemitraan ekonomi dan bisnis kedua negara.

Baca juga: Uni Eropa-Kadin NTB menjajaki kerja sama investasi dan perdagangan
Baca juga: Kadin ajak pebisnis Jerman intensifkan kerja sama energi

Menurutnya, Indonesia telah melakukan banyak terobosan, di antaranya melalui reformasi kebijakan yang mendukung iklim investasi untuk memudahkan para investor.

“Apalagi, mengingat Indonesia dan Australia telah memiliki kerangka kerjasama IA-CEPA yang akan mampu meningkatkan investasi dan perdagangan melalui berbagai sektor. Mulai dari kesehatan, makanan, pendidikan, perdagangan barang-jasa, digital, hingga energi," ucapnya.

Arsjad optimistis lawatan ke Australia tersebut dapat mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi kedua negara, mengingat Perjanjian IA-CEPA akan mempermudah aktivitas investasi, perlindungan dan fasilitas bagi investor kedua negara.

Indonesia sendiri menduduki peringkat 12 sebagai negara tujuan investasi Australia. Terbentuknya IA-CEPA diharapkan mampu menjadi dorongan bagi Indonesia untuk melesat masuk ke top 10 negara tujuan investasi Australia.

Adapun selain meningkatkan kerjasama, kunjungan delegasi KADIN dan B20 Indonesia ke Australia selama 7 hari sejak 31 Juli hingga 6 Agustus 2022 juga dalam rangka sosialisasi dan promosi Presidensi G20-B20.

Salah satu agenda utama dan penting dalam lawatan ke Australia ini adalah pertemuan B20 Global Dialogue di Sydney yang difasilitasi pemerintah negara bagian New South Wales. Selain untuk melakukan sosialisasi atas policy paper recommendation B20, dialog juga bertujuan menggalang dukungan dari Australia sebagai salah satu anggota G20, khususnya dari komunitas bisnis.

Pada kesempatan tersebut Chair of B20 Indonesia Shinta Kamdani menyampaikan kesuksesan Presidensi B20 Indonesia memerlukan dukungan dan kolaborasi semua pemimpin G20 serta sektor bisnis. Legacy yang dihasilkan B20 Indonesia diyakini akan menjadi terobosan yang menyumbang percepatan pencapaian agenda G20 jika disertai dukungan komitmen negara-negara G20.

“Kami berharap komunitas bisnis Australia bersedia hadir di B20 Indonesia Summit bulan November mendatang, berpartisipasi melalui B20 Connect-initiatives yang akan melakukan fasilitasi networking dan identifikasi peluang bisnis melalui business-matching perdagangan dan investasi,” kata dia.