Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat meminta peran Posyandu bisa ditingkatkan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan mencegah adanya kasus stunting.
"Mari kita cegah peningkatan stunting mulai dari tingkat pelayanan kesehatan paling depan melalui pelayanan kesehatan di Posyandu," kata Asisten I Setda Lombok Tengah, H Lalu Wiraningsung saat acara penilaian lomba Posyandu tingkat Provinsi NTB di Desa Sukarara, Kecamatan Jonggat di Praya, Senin.
Ia mengatakan, angka kasus stunting di Lombok Tengah setiap tahun terus menurun, dimana kasus stunting di 2019 sebanyak 29 persen telah turun menjadi 21,81 persen di 2021 dari jumlah sasaran 90.000 balita atau sekitar 26.946 balita stunting. Penurunan tersebut merupakan komitmen bersama baik pemerintah kabupaten maupun pemerintah desa serta para kader Posyandu yang terus berikhtiar meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
"Penurunan kasus stunting ini tanggung jawab kita bersama, tidak hanya dinas terkait," katanya.
Ia mengatakan, Desa Sukarara ini sudah menjadi desa budaya di Kecamatan Jonggat dan menjadi sentra bagi penenun serta menjadi pusat kunjungan wisatawan asing maupun lokal. Seiring dengan membaik nya wabah COVID-19, kunjungan wisatawan mulai meningkat dan masyarakat merasa terbantu juga dapat menunjang ekonomi keluarga.
"Apapun hasilnya nanti, kami tetap berharap dari 12 kabupaten/kota di NTB, penilaian yang objektif, sehingga memberikan berkah kepada masyarakat Lombok Tengah khususnya," katanya.
Sebelumnya, Bupati Lombok Tengah, H Lalu Pathul Bahri mengatakan, penurunan angka stunting tersebut dilakukan melalui kegiatan konvergensi stunting dengan melibatkan pemerintah desa dan pihak swasta. Pencegahan dilakukan dengan cara mitigasi keluarga berisiko stunting dan pendampingan kepada calon pengantin agar dapat mempersiapkan calon bayi yang akan dilahirkan dan dirawat dengan baik.
"Untuk penanganan stunting dilakukan dengan pendekatan intervensi spesifik dan intervensi sensitif," katanya.
Ia mengatakan, progres penanganan stunting pasca COVID-19 sudah mulai lancar kembali, di mana dalam kegiatan konvergensi stunting sudah memasuki tahap aksi ke-3 dengan pemberian makanan tambahan gizi balita stunting dengan kategori gizi kurang sebanyak 162 kasus, pemberian makanan tambahan ibu hamil kekurangan energi kronis sebanyak 162 kasus, dan pemberian makanan tambahan gizi buruk sebanyak 14 kasus per September 2022.
Selanjutnya, terhadap penanganan kesehatan pasca pandemi COVID-19, salah satunya difokuskan agar masyarakat kembali berani memeriksakan diri dan keluarganya ke fasilitas kesehatan, karena selama pandemi masyarakat khawatir akan divonis COVID-19 ketika berkunjung ke tempat fasilitas kesehatan.
Untuk mengatasi hal ini, Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah melalui dinas kesehatan intens melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Dengan demikian, diharapkan tingkat kunjungan masyarakat ke pusat layanan kesehatan akan dapat meningkat yang akan dapat berdampak pada meningkatnya efektifitas deteksi dini dan penanganan terhadap kondisi kesehatan masyarakat.
"Kita terus melakukan peningkatan pelayanan kesehatan dan sosialisasi kepada masyarakat guna menurunkan angka stunting di Lombok Tengah," katanya.
Berita Terkait
UNICEF menggelar lokakarya pembelajaran pemodelan kader posyandu
Rabu, 20 Maret 2024 17:15
Kader posyandu perlu layani seluruh siklus hidup manusia
Selasa, 5 Maret 2024 8:09
Kemenkes distribusikan 300 ribu antropometri ke posyandu
Kamis, 1 Februari 2024 16:52
Denkesyah Mataram sebut Posyandu ujung tombak kesehatan nasional
Sabtu, 27 Januari 2024 16:16
Posyandu remaja kunci produktif hadapi bonus demografi
Senin, 15 Januari 2024 16:49
TNI mendukung peningkatan SDM kader posyandu di Lombok Tengah
Rabu, 3 Januari 2024 14:12
Sulbar meminta puskesmas terapkan Integrasi Layanan Primer
Sabtu, 25 November 2023 5:50
Lampung Selatan perkuat posyandu cegah stunting
Jumat, 17 November 2023 18:37