Prokes dan vaksin cegah risiko penularan subvarian baru

id prokes,kemenko pmk

Prokes dan vaksin cegah risiko penularan subvarian baru

Foto masker kesehatan. ANTARA/Wuryanti Puspitasari.

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menyatakan bahwa penerapan protokol kesehatan dan vaksinasi COVID-19 merupakan kunci utama untuk mencegah risiko penularan subvarian Omicron BN.1.

"Kemenko PMK kembali mengingatkan bahwa menjaga prokes itu penting, vaksinasi COVID-19 itu penting," kata Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Agus Suprapto dihubungi di Jakarta, Jumat.

Agus menambahkan bahwa pada saat ini COVID-19 subvarian Omicron BN.1 telah terdeteksi di Indonesia sehingga penerapan protokol kesehatan dan vaksinasi menjadi suatu keharusan.
"Pandemi belum berakhir, virus terus bermutasi, sehingga masyarakat masih perlu meningkatkan kewaspadaan dan meningkatkan penerapan protokol kesehatan, bagi yang belum vaksin juga silakan segera vaksin," katanya.

Agus mengingatkan masyarakat untuk tidak abai memakai masker, terutama pada ruangan yang tertutup guna menekan risiko penularan penyakit. "Penggunaan masker dengan cara yang baik dan benar bisa menekan risiko penularan COVID-19 dan penyakit lain seperti tuberkulosis dan ISPA," katanya.

Agus menambahkan bahwa kelompok lansia juga perlu segera melengkapi diri dengan vaksinasi booster kedua atau dosis keempat agar dapat memperoleh perlindungan yang optimal. "Kami kembali mengingatkan agar kelompok lansia, terlebih lagi yang memiliki komorbid agar tidak menunda-nunda untuk mendapatkan vaksinasi booster dan booster kedua," katanya.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan RI melaporkan Subvarian Omicron BN.1 yang terdeteksi di Indonesia berjumlah 20 kasus sejak kali pertama dideteksi di Kepulauan Riau pada 16 September 2022.

Baca juga: Perkuat prokes guna cegah risiko penularan subvarian BN.1
Baca juga: Perayaan Natal akbar di GBK dipastikan terapkan prokes

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan 20 kasus BN.1 di Indonesia hingga saat ini dilaporkan dari DKI Jakarta sebanyak sembilan kasus, Jawa Tengah lima kasus, Kepulauan Riau tiga kasus, dan Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan masing-masing satu kasus. Menurut Nadia, BN.1 merupakan sublineage dari BA.2.75 yang merupakan turunan dari varian Omicron. Di dunia, pertama dilaporkan pada akhir Juli 2022 dari India.