Bogor, 17/6 (Antara) - Program Studi Pascasarjana Manajemen Ekowisata dan Jasa Lingkungan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB) memberikan pelatihan pariwisata berbasis masyarakat dari Provinsi Maluku Utara (Malut).
Dekan Fakultas Kehutanan IPB Prof Bambang Hero Saharjo saat membuka pelatihan di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (KSHE) Kampus Dramaga Bogor, Jawa Barat, Senin mengatakan bahwa agenda pariwisata berbasis masyarakat kini menjadi sangat strategis dan penting.
"Karena sektor pariwisata dapat menjadi pengembangan ekonomi daerah," katanya didampingi Kepala Departemen KSHE Prof Sambas Basuni dan Ketua Program Studi Pascasarjana Manajemen Ekowisata dan Jasa Lingkungan Fahutan Dr Ricky Avenzora, M.Sc.For.
Ia mengemukakan bahwa mengapa agenda pengembangan pariwisata berbasis masyarakat strategis, karena masyarakat sendirilah yang sangat memahami potensi yang ada untuk kemudian dapat dikembangkan menjadi unggulan.
Kepada sebanyak 15 peserta pelatihan dari hampir semua kabupaten dan kota di Malut, Bambang Hero Saharjo meminta selama mendapat pelatihan selama sepekan dari pakar-pakar pariwisata yang dimiliki IPB agar benar-benar menyerap dengan baik.
"Sehingga setelah selesai mendapat pelatihan dari IPB ini, peserta bisa mengembangkan potensi wisata daerah di Malut dengan baik sehingga dapat mendorong ekonomi masyarakat setempat,' katanya.
Terlebih lagi, kata dia, setelah mendapatkan pelatihan di IPB peserta juga melaksanakan praktikum ke daerah yang pembangunan kepariwisataannya sudah dikenal, yakni di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Bali.
"Artinya, setelah mendapat pelatihan di IPB dan praktikum di Yogyakarta dan Bali, tentu kita akan menunggu bahwa Malut adalah provinsi selanjutnya yang pariwisatanya dikenal dunia," katanya.
Sementara itu, Ketua Program Studi Pascasarjana Manajemen Ekowisata dan Jasa Lingkungan Fahutan IPB Ricky Avenzora yang juga ketua pelatihan menjelaskan bahwa kegiatan itu adalah angkatan pertama.
"Mestinya tahun lalu sudah dimulai, namun karena ada beberapa kebelumsiapan, maka baru terealisasi pada 2013 ini," katanya.
Dalam pelatihan yang diadakan atas kolaborasi IPB dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disparbud) Provinsi Malut itu, kata dia, skemanya adalah lima hari pelatihan di IPB, disusul lima hari praktikum di Bandung, lima hari di Yogyakarta dan lima hari di Bali.
"Peserta akan menyelesaikan seluruh program pada 2 Juli mendatang," katanya.
Ia menambahkan, untuk praktikum di Bandung, Yogyakarta dan Bali, peserta akan dibawa ke desa wisata dan pusat wisata seperti kuliner dan lainnya.
Tujuannya, agar peserta bisa belajar dari pelaku dan pemangku kepentingan kepariwisataan setempat untuk kemudian merancang strategi agar bisa melakukan program di desa-desa atau kawasan potensi wisata di Malut.
"Kita berharap setelah mendapatkan pengetahuan dan teori, serta praktikum di daerah yang kepariwisataannya sudah maju, peserta dapat merancang pengembangannya di Malut," demikian Ricky Avenzora.(*)
IPB berikan pelatihan pariwisata berbasis masyarakat
...sektor pariwisata dapat menjadi pengembangan ekonomi daerah"