Lombok Royal Food Luncurkan "Kopi Royal"

id Kopi Royal

Lombok Royal Food Luncurkan "Kopi Royal"

Bentuk kemasan Kopi Royal yang diproduksi PT Lombok Royal Food. (1)

"Kami memproduksi kopi bubuk dalam bentuk kemasan sachet sebanyak 100 ribu hingga 125 ribu sachet per hari, sehingga butuh 35 sampai 40 ton biji kopi per bulan,"
Mataram, (Antara NTB) - Perseroan Terbatas Lombok Royal Food menyerap sebanyak 35 hingga 40 ton kopi produksi petani di Nusa Tenggara Barat dalam satu bulan untuk kemudian diolah menjadi kopi bubuk dalam bentuk kemasan "sachet" dengan merek "Kopi Royal".

"Kami memproduksi kopi bubuk dalam bentuk kemasan sachet sebanyak 100 ribu hingga 125 ribu sachet per hari, sehingga butuh 35 sampai 40 ton biji kopi per bulan," kata Direktur Utama Perseroran Terbatas (PT) Lombok Royal Food Izzat Hussein, di Mataram, Sabtu.

Hal itu dikatakan pada saat acara peluncuran kopi bubuk dalam bentuk kemasan sachet dengan merek "Kopi Royal".

Acara yang dipusatkan di lapangan Sangkareang, Kota Mataram, itu juga dirangkaikan dengan konvoi kendaraan roda empat dan roda dua untuk memperkenalkan kopi asli Lombok tersebut kepada masyarakat di ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Ia mengatakan, Kopi Royal yang diproduksinya memanfaatkan biji kopi jenis robusta hasil produski para petani di Kabupaten Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur dan Pulau Sumbawa.

Dengan adanya perusahaan pengolah biji kopi di NTB, kata dia, bisa menggairahkan para petani kopi untuk mengembangkan salah satu komoditas perkebunan tersebut karena pasar lokal sudah tersedia yang akan menampung hasil panen mereka dengan harga yang layak.

"Kami sudah membangun pabrik pengolahan di Jereneng, Kabupaten Lombok Barat, dengan kapasitas produksi saat ini baru 100 hingga 125 ribu sachet per hari. Nanti akan ada dibangun juga pabrik di Lingsar, Kabupaten Lombok Barat dengan kapasitas hingga satu juta sachet per hari," ujarnya.

Selain untuk membantu ketersediaan pasar kopi di tingkat lokal, kata Izzat, tujuan pihaknya memproduksi Kopi Royal sebagai salah bentuk revolusi produksi yang dilakukan oleh orang-orang asli NTB.

Perusahaan kopi asli daerah ini juga sebagai tempat belajar bagi para generasi muda NTB yang tidak mungkin semuanya tertampung sebagai pegawai negeri sipil.

Ia menyebutkan, jumlah tenaga kerja yang terserap dalam pengembangan Kopi Royal tahap pertama sebanyak 300 orang. Jumlah ini akan terus bertambah jika nantinya pabrik pengolahan di Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat sudah beroperasi.

"Kalau produk yang sudah kami luncurkan ini benar-benar bisa diterima masyarakat NTB, tentu efek lainnya akan sangat banyak, termasuk dari sisi penyerapan tenaga kerja," ucap Izzat yang juga seorang pengusaha pengembang perumahan.

Oleh sebab itu, pihaknya sangat berterima kasih kepada pemerintah daerah di NTB, khususnya Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat yang sudah memberikan dukungan terhadap terwujudnya pengembangan industri kopi olahan yang dilakukan oleh PT Lombok Royal Food. (*)