Mataram (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimansyah angkat bicara perihal rencana pengembalian harta karun Lombok yang menjadi harta rampasan pada masa penjajahan Belanda.
"Perlu dilihat, dicermati, jangan sampai nanti kita harapkan harta karun. Nanti kita lihat detail-nya seperti apa. Jangan sampai nanti kita GR (Gede Ras) duluan, kan nggak dapat apa-apa kita," kata Zulkieflimansyah di Mataram, Senin.
Yang juga tak kalah berharga, lanjutnya, adalah peninggalan berupa dokumen dan manuskrip sejarah. Karena hal itu, kata gubernur, bisa menjadi bahan napak tilas sejarah Pulau Lombok.
"Kan harta karun enggak harus berupa uang emas, tapi juga dokumen bersejarah yang mungkin kalau dikembalikan ke kita, kita jadi punya bahan napak tilas perkembangan masa lalu," ujarnya.
Meski demikian Zulkieflimansyah mengaku belum bisa berkomentar lebih jauh perihal rencana pemulangan harta karun tersebut. Pasalnya, ia belum mendapatkan data dan informasi pasti hendak dibawa ke mana harta karun tersebut.
"Kita coba kaji dulu detailnya seperti apa," katanya.
Untuk diketahui harta karun Lombok menjadi salah satu dari 478 harta rampasan pada masa penjajahan Belanda yang akan dikembalikan ke Indonesia dan Sri Lanka di Museum Etnologi Nasional, Leiden, Belanda.
Harta karun Lombok adalah sebutan bagi harta jarahan pasukan Belanda pada masa penjajahan saat menjatuhkan istana kerajaan Lombok pada 1894.
Sebelumnya orang asli setempat meminta bantuan Belanda, yang kemudian menggunakan permintaan itu untuk meperluas penjajahanya, seperti tertera dalam keterangan objek Lombok Treasure di Museum Rijksmuseum, Belanda.