UMKM perempuan diproyeksi tembus nilai 135 miliar dolar AS

id Titi eko rahayu,Umkm perempuan,Kemiskinan,Penanggulangan kemiskinan

UMKM perempuan diproyeksi tembus nilai 135 miliar dolar AS

Paparan yang disampaikan Staf Ahli Menteri Bidang Penanggulangan Kemiskinan KemenPPPA Titi Eko Rahayu dalam acara media talk bertajuk "Perempuan Inspirator Keluar dari Kemiskinan", di Jakarta, Jumat (11/8/2023). (ANTARA/ Anita Permata Dewi)

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menyebut besarnya peran perempuan sebagai pelaku UMKM diproyeksikan bisa memiliki nilai total 135 miliar dolar AS pada tahun 2025.
"Peningkatan kontribusi perempuan Indonesia dapat dilihat dari besarnya jumlah perempuan sebagai pelaku UMKM, dengan proyeksi di tahun 2025 memiliki nilai total sebesar 135 miliar dolar AS," kata Staf Ahli Menteri Bidang Penanggulangan Kemiskinan KemenPPPA Titi Eko Rahayu dalam acara media talk bertajuk "Perempuan Inspirator Keluar dari Kemiskinan," di Jakarta, Jumat.

Selain itu, dikatakan Titi Eko Rahayu, jumlah pekerja perempuan cukup besar dan dapat menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) secara signifikan. Menurut dia, perempuan adalah pelaku UMKM yang sangat penting dan bahkan utama pada level kecil dan mikro.

Titi Eko Rahayu menambahkan pendapatan perempuan juga sangat terkait dengan tingkat pendidikan. Pendidikan memberikan kemampuan perempuan untuk mendapatkan keahlian dan keterampilan dalam bekerja dan memasuki pasar kerja yang semakin lama semakin besar muatan teknologinya. "Kontribusi perempuan akan terus naik seiring dengan kualitas pendidikan juga terus naik," katanya.

Baca juga: Disnakertrans NTB meminta UMKM perlu kuasai teknologi dan selera pasar
Baca juga: Presiden beri sinyal setuju hapus kredit macet UMKM


Perempuan diharapkan mampu tampil sebagai inisiator keluar dari belenggu kemiskinan melalui program ekonomi kreatif yang berkesinambungan, adil gender, dan berbasis kearifan lokal. "Kekuatan perempuan melalui ekonomi kreatif ada pada jari yang terampil, pengetahuan lokal, perempuan pelaku UMKM, dan tingkat pendidikan," kata Titi Eko Rahayu.