Mataram (ANTARA) - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nusa Tenggara Barat meminta pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di wilayah itu perlu menguasai teknologi dan mengikuti selera pasar.
"Dalam mengembangkan usaha butuh perencanaan atau manajemen agar usaha yang dijalankan bisa mendatangkan hasil atau manfaat, baik untuk sumber penghidupan keluarga maupun memberikan manfaat bagi warga sekitar," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB, I Gede Putu Aryadi, saat membuka kegiatan Presentasi Hasil Bimbingan Konsultansi Peningkatan Produktivitas Perusahaan Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat Program Pendidikan dan Pelatihan Vokasi dalam keterangan tertulis diterima wartawan di Mataram, Jumat.
Ia mengatakan, pihaknya terus melakukan pendampingan dan pelatihan peningkatan produktivitas kepada pelaku usaha lokal. Tujuannya adalah untuk mendorong para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di NTB ini naik kelas. Dengan begitu, diharapkan akan berdampak pada peningkatan penyerapan tenaga kerja.
Menurut Aryadi, ada beberapa usaha yang di bangun dengan mengambil pinjaman di bank, jika tidak dikelola dengan baik, bukan untung yang diraih, malah akan buntung. Oleh karena itu, usaha harus dikelola dengan baik, terutama manajemen usaha.
"Cara promosi dan menjual saat ini berbeda dengan zaman dahulu. Dahulu harus punya toko baru bisa jualan, kalau sekarang cukup punya hp dan kuota sudah bisa jualan secara online," tutur Aryadi.
Syarat utama pemilik usaha saat ini adalah harus menguasai teknologi dan mempelajari selera pasar. Produk akan laku di pasaran harus memenuhi kriteria. Misalnya merk mudah diucapkan, unik dan mudah diingat.
Ia mengatakan, persaingan dalam bisnis terletak pada 'branding'. Walaupun sama-sama usaha pembuatan terasi, hasil penjualan tidak akan sama. Pemilik usaha harus menjaga kualitas produk, memiliki resep khusus, kekuatan merk, dijamin tidak menimbulkan efek kesehatan dan lingkungan.
"Jika semua itu sudah terpenuhi, maka UMKM akan menjadi yang terdepan," terang Aryadi.
Kemampuan-kemampuan non teknis itu juga yang dibekali oleh disnakertrans selama melakukan pendampingan kepada para pelaku UMKM. Tidak hanya itu, para pelaku UMKM juga dibekali kemampuan manajemen usaha agar usaha bisa dikembangkan dan pembukuan usaha tidak berantakan.
Dengan manajemen usaha yang diajarkan, pemerintah berharap UMKM yang ada di NTB mudah mendapatkan dukungan modal perbankan. Ketika sudah kuat kemampuan teknis dan non teknis-nya, UMKM di NTB bisa bersaing merebut momentum pangsa pasar yang sudah ada di depan mata.
"Produk lokal kita harus merajai pasar. Jika hal ini sukses, dampaknya terhadap penciptaan lapangan pekerjaan dan serapan tenaga kerja tidak kecil," katanya.
Aryadi menambahkan dalam menjalankan usaha yang memiliki sejumlah karyawan perlu dilakukan briefing setiap hari. Jangan berhenti untuk branding produk. Briefing bisa menjadi sarana komunikasi dengan pegawai sebagai bentuk quality control dan isu-isu terkait produk.
"Pembuatan visi jangan panjang, cukup informasi singkat tentang produk," ujarnya.
Berita Terkait
Wamendag serap aspirasi pelaku UMKM di Lombok Utara
Sabtu, 14 Desember 2024 18:59
Wamendag: Pemasaran produk UMKM Lombok harus dimaksimalkan
Sabtu, 14 Desember 2024 16:21
Bangun food court , Korpri perkuat pertumbuhan UMKM di Lombok Tengah
Jumat, 29 November 2024 12:58
AQUR janjikan wifi gratis dan bantuan UMKM di Mataram
Jumat, 15 November 2024 19:44
Angka pengangguran di Lombok Tengah turun jadi 2,78 persen
Senin, 28 Oktober 2024 12:19
Mandalika Kuliner Expo 2024 libatkan puluhan UMKM di Lombok Tengah
Sabtu, 19 Oktober 2024 8:16
UMKM jadi pengendalian deflasi pertanian di NTB
Rabu, 9 Oktober 2024 18:10
Polisi periksa pelaku UMKM terkait korupsi masker COVID-19 di Sumbawa
Rabu, 9 Oktober 2024 17:19