Promosi pariwisata melalui Konferensi Wisata Gunung

id Indonesia Mountain Tourism Conference ,Kemenparekraf

Promosi pariwisata melalui Konferensi Wisata Gunung

Tangkapan layar suasana diskusi daring bertajuk "Weekly Brief with Sandi Uno" membahas tentang Indonesia Mountain Tourism Conference 2023 yang digelar pada Senin (18/9/2023). (ANTARA/Adimas Raditya)

Jakarta (ANTARA) -
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) melakukan kegiatan promosi pariwisata di Tanah Air melalui kegiatan bertajuk Konferensi Wisata Gunung Indonesia (Indonesia Mountain Tourism Conference) yang akan diselenggarakan di Jakarta pada Rabu, 27 September 2023.
 
"IMTC salah satunya bertujuan menciptakan paket-paket wisata pendakian yang terintegrasi dengan paket wisata lainnya," kata Direktur Wisata Minat Khusus Kemenparekraf Itok Parikesit dalam diskusi daring yang dipantau di Jakarta, Senin.
 
Itok menjelaskan, kegiatan Indonesia Mountain Tourism Conference (IMTC) 2023 menjadi momentum untuk mengenalkan bahwa Indonesia memiliki sumber daya alam berupa gunung terbanyak di dunia.
 
Kemenparekraf berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan di sektor pariwisata, di antaranya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terkait kemudahan perizinan pendakian, manajemen pengunjung, serta sosialisasi do and dont's ketika melakukan wisata gunung.
 
Ia menyebut, sebagai salah satu side event keketuaan Indonesia di ASEAN, IMTC akan diikuti oleh lebih dari 1.000 para pakar mountain tourism, serta dilaksanakan bertepatan dengan “World Tourism Day 2023 – Tourism and Green Investment". "Lintas sektor seperti KLHK karena sebagian besar daya tarik petualangan pegunungan ada di Taman Nasional. Selain itu juga dihadiri tur operator dan praktisi," ujarnya.
 
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) Rahman Mukhlis menyampaikan bahwa wisata gunung berkembang pesat dalam satu dekade terakhir karena didorong oleh perkembangan teknologi serta sarana dan prasarana.
 
Menurut dia, wisata gunung juga mengalami peningkatan jumlah wisatawan pada saat pandemi COVID-19 di tahun 2020. "Wisata gunung sempat menempati peringkat satu karena orang butuh ke alam atau gunung," ujarnya.
 
Ia mengatakan, wisata gunung tidak hanya diminati oleh wisatawan nusantara, tetapi juga wisatawan mancanegara dengan jumlah mencapai sekitar 150 ribu kunjungan. Wisatawan mancanegara yang berasal dari Eropa, Malaysia, Singapura tercatat paling banyak mengunjungi Gunung Rinjani di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.
 
Selain itu, terdapat tren peningkatan jumlah wisatawan di gunung berapi di antaranya Gunung Raung, Gunung Argopuro, dan Gunung Merbabu. Untuk itu IMTC akan digunakan sebagai sarana edukasi, sosialisasi dan publikasi kepada masyarakat industri pariwisata untuk mengembangkan wisata pendakian gunung berkelanjutan di Indonesia. "Wisata gunung ini (manfaat ekonominya) menetes sampai ke bawah. Bukan hanya pemandu dan tur operator, tetapi juga sektor transportasi, penginapan, restoran, dan lainnya," katanya.
 
Sebagai informasi, wisata gunung merupakan salah satu pilot project untuk mendorong dan mempromosikan bisnis inklusif di Indonesia sebagai bagian dari upaya membangkitkan perekonomian Indonesia melalui pariwisata.

Baca juga: Ballona Festival Kertasari Sumbawa Barat dukung promosi pariwisata
Baca juga: Badan promosi pariwisata Semarang siap gencarkan promosi
 
IMTC diharapkan dapat mempromosikan produk dan industri mountain tourism di Indonesia serta eksplorasi potensi dan peluang bisnis di antara para peserta. Kegiatan ini akan melibatkan organisasi/institusi/perusahaan/para pakar terkait dari perwakilan negara-negara ASEAN dan pakar mountain tourism di Indonesia.