Nusa Dua, Bali (ANTARA) - Forum Negara Pulau dan Kepulauan (AIS) Forum melahirkan riset inovatif yang dapat mengawasi perkembangan mangrove dan kondisi bawah laut untuk mendukung tata kelola laut mengantisipasi perubahan iklim.
“Beberapa hasil konkrit dari kolaborasi riset di bawah AIS Forum yakni penemuan aplikasi digital untuk sistem pemantauan mangrove,” kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar di sela dialog ekonomi biru serangkaian AIS Forum di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Senin.
Selain sistem pemantauan mangrove (MonMang), juga ada inovasi konversi karbon rumput laut (SCC). Terkait mangrove itu, Menteri LHK menambahkan Pusat Mangrove Dunia sudah didirikan Indonesia untuk berbagi pengalaman Indonesia dalam rehabilitasi dan konservasi bakau.
Kemudian, membangun jaringan riset dan informasi serta kolaborasi di antaranya pemangku kebijakan global untuk menyelamatkan mangrove. Selanjutnya, lanjut dia, AIS Forum melaksanakan pendanaan bersama yang sukses mengembangkan alat pemantauan bawah laut yang disebut ARHEA atau Advanced Drifter GPS Oceanography.
Alat tersebut dapat mengawasi dan menganalisis kondisi kesehatan lautan dan mengirimkan data dari area terluar kepada pemangku kebijakan untuk memproduksi kebijakan berbasis data. ARHEA diciptakan oleh Dosen Departemen Kelautan Universitas Padjajaran Bandung Noir Primadona Purba menciptakan alat pemantauan berupa tabung aluminium berwarna kuning sepanjang satu meter dan diameter 144 milimeter berbobot 15 kilogram.
Pada tabung dipasangi berbagai sensor, baterai, penyimpanan data, GPS serta sistem komunikasi lewat radio dan satelit. Di perairan terbuka atau tertutup, tabung itu akan mengapung karena ada pelampung sehingga alat itu mengikuti arus air.
Baca juga: Koleksi KRM Surabaya bertambah dua jenis mangrove
Baca juga: Korem Wira Bhakti menanam sebanyak 7.000 bibit mangrove di wilayah NTB
Alat itu juga digunakan untuk aplikasi di perairan tertutup seperti danau dan waduk atau meneliti perairan sangat dangkal dengan kedalaman menyelam hingga maksimal 200 meter. Sensor yang dipasang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna misalnya mengukur parameter atmosfer seperti suhu udara, kelembaban dan tingkat polusi air. Sedangkan parameter di dalam air untuk mengetahui kondisi salinitas atau kadar garam laut, derajat keasaman, suhu air, oksigen terlarut (DO) dan kekeruhan.