Pemkot Mataram mengimbau masyarakat tidak panik virus cacar monyet

id Virus cacar monyet,Cacar Monyet di Mataram,Cacar Monyet,Mataram

Pemkot Mataram mengimbau masyarakat tidak panik virus cacar monyet

Layanan kesehatan di salah satu puskesmas di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. (ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengimbau masyarakat agar tidak panik dengan penyebaran virus cacar monyet (monkeypox) seiring adanya temuan tiga kasus cacar monyet di Provinsi DKI Jakarta.

"Masyarakat jangan panik, namun harus tetap waspada kendati hingga saat ini belum ada kasus di Kota Mataram," kata Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram dr Emiral Isfihan di Mataram, Sabtu.

Pada prinsipnya, pihaknya selalu menekankan kepada warga bahwa setiap menerima informasi usahakan untuk tidak panik berlebihan, namun tetap waspada.

"Kalau sudah panik berlebihan kadang menyebabkan kita stres dan mencari informasi justru keliru bahkan yang lebih parah jangan sampai mendiagnosa diri sendiri hanya dengan mencari di 'Mbah Google'," katanya.

Sebaliknya, kata dia, jika ada gejala yang dirasakan, seperti sakit kepala, demam, nyeri otot, dan sakit punggung, segera periksa diri ke dokter atau fasilitas kesehatan (faskes) terdekat.

Pasalnya, dengan pengobatan yang tepat dan cepat cacat monyet akan sembuh sendiri dalam waktu 2-4 minggu bahkan kadang tiga minggu, sama seperti cacar air.

"Cepat lambatnya penyembuhan cacar monyet juga tergantung imunitas masing-masing orang," katanya.

Berdasarkan data jurnal kesehatan kematian akibat cacar monyet kurang dari 10 persen, tetapi karena kasus itu di Afrika yang mungkin faskes dan faktor lainnya kurang baik.

"Kalau seperti keadaan sekarang di daerah kita, faskes sudah maju sehingga angka kematian sangat rendah," katanya.

Kendati demikian, katanya, berbagai langkah antisipasi yang dapat dilakukan masyarakat untuk menghindari virus cacar monyet, di antaranya menjalankan pola hidup sehat dengan istirahat cukup, minum air putih yang banyak, makan makanan bergizi, dan olahraga secara rutin.

"Karena pola hidup sehat adalah kunci untuk menjaga imunitas. Imunitas yang bagus menjadi penangkal penyakit terutama penyakit-penyakit menular," katanya.

Selain itu, katanya, seperti pengalaman COVID-19, masyarakat perlu menjalankan kebiasaan rajin cuci tangan, menghindari kontak berlebihan dengan orang, sedangkan jika merasa sedang tidak sehat menggunakan masker dan menerapkan etika batuk dan bersin.

"Terakhir hindari penggunaan pakaian atau barang yang sama dengan orang lain. Sekali lagi jangan panik, namun tetap waspada," katanya.