Jayapura (ANTARA) - Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3KB) Kota Jayapura, Papua menemukan 851 kasus stunting di daerah itu selama 2023.
Kepala Bidang Kependudukan dan Keluarga Berencana DP3KB Kota Jayapura, Aisyah Bustaman, Kamis, mengatakan data tersebut berdasarkan Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat secara elektronik (e-PPGM) per Oktober 2023.
"Dari 7.024 anak yang diukur tinggi badan dan berat badannya didapatkan angka prevalensi stunting di Kota Jayapura sebesar 12,10 persen atau 851 anak yang mengalami stunting," katanya.
Menurut Aisyah, dari sebaran kasus yang ada di Kota Jayapura maka dipilih Kelurahan Argapura dan Ardipura di Distrik Jayapura Selatan sebagai lokus penanganan kasus stunting.
"Karena jumlah anak yang mengalami stunting tersebut ditemui di dua kelurahan tersebut," ujarnya.
Dia menjelaskan, pihaknya juga telah melakukan rapat bersama dengan dinas terkait untuk membahas rencana dan tindak lanjut hasil rekomendasi dari tim audit yang menangani kasus stunting selama 2023 untuk dilaksanakan pada 2024.
Baca juga: Atasi stunting, Pemkot Mataram terapkan program orang tua asuh
Baca juga: Pemkot Bima evaluasi tindak lanjut penanganan stunting
"Masing-masing dinas terkait dapat secara bersama-sama dan berkolaborasi untuk penanganan stunting di Kota Jayapura dengan langkah-langkah yang ditentukan," katanya lagi.
Pihaknya berharap dengan kolaborasi serta melibatkan pihak-pihak terkait kasus stunting di Kota Jayapura dapat ditangani dengan baik.