Pemkot Bima evaluasi tindak lanjut penanganan stunting

id Pemkot Bima NTB ,Pemkot Bima Stunting di NTB

Pemkot Bima evaluasi tindak lanjut penanganan stunting

Penjabat Wali Kota Bima, Mohammad Rum. (ANTARA/Nur Imansyah).

Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Bima, Nusa Tenggara Barat melaksanakan evaluasi hasil tindak lanjut setelah diseminasi tahap II penanganan penurunan stunting di wilayah itu.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bima, Mukhtar mengatakan evaluasi ini menjadi titik fokus dalam memetakan progres dan mengevaluasi dampak kebijakan yang telah diterapkan penanganan stunting di tahap sebelumnya

"Tujuan utama menurunkan angka stunting, berbagai inisiatif dan program telah diimplementasikan untuk mengatasi akar permasalahan yang mendasari masalah kesehatan di Kota Bima," ujarnya dalam keterangan tertulis diterima di Mataram, Jumat.

Mukhtar menyoroti pentingnya evaluasi sebagai instrumen kunci untuk memahami dampak dari langkah-langkah yang telah diambil sebelumnya dan memastikan bahwa setiap langkah selanjutnya diarahkan untuk mencapai hasil yang lebih baik.

"Evaluasi ini adalah cerminan komitmen kita untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan mendukung pertumbuhan optimal anak-anak kita," ujarnya.

Langkah-langkah tindak lanjut yang akan diambil juga dibahas secara rinci. Untuk itu, dirinya menegaskan pentingnya kerjasama lintas sektor dan partisipasi aktif masyarakat dalam implementasi program-program kesehatan.

"Kita semua memiliki tanggung jawab bersama untuk mencapai target menurunkan stunting, saya tidak mau mendengar hari ini berapa persen dan besoknya berapa persen fokus saja untuk terus melakukan langkah-langkah yang tepat untuk menurunkan secara nyata," terang Mukhtar.

Ia menyatakan keyakinannya bahwa melibatkan seluruh pemangku kepentingan adalah kunci kesuksesan dalam menangani kompleksitas masalah stunting.

"Kalau mau betul-betul kita turun saja, jadi saya minta untuk keluarga yang stunting di datangi rumahnya dan di berikan pemahaman," katanya.

Sebelumnya Penjabat Wali Kota Bima, Mohammad Rum, mengatakan untuk menekan angka stunting dalam rangka mempersiapkan generasi emas 2045 bukan hal mudah. Pasalnya, stunting masih menjadi masalah gizi utama bagi bayi dan anak di bawah usia dua tahun di Indonesia.

Presiden Joko Widodo  menargetkan angka stunting turun menjadi 14 persen di tahun 2024. Guna mencapai target tersebut, seluruh pihak diminta berkolaborasi menuntaskan percepatan penurunan stunting.

Berdasarkan laporan sistem elektonik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat atau E-PPGBM yang memuat data hasil pengukuran dan pelaporan gizi yang di entri setiap bulan oleh pengelola gizi di tiap-tiap puskesmas, angka stunting di Kota Bima per 30 Oktober 2023 sebesar 11,52 persen.

Untuk itu, dirinya mengapresiasi peran BUMN/BUMD dan lembaga lain untuk bersama-sama Pemerintah Kota Bima berupaya mengintervensi penurunan angka stunting di Kota Bima.

Karena, lanjutnya, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri tanpa dukungan semua pihak untuk menekan dan menurunkan angka stunting, khususnya di Kota Bima. Sebagaimana lazimnya program nasional serta tugas sebagai penjabat  di Kota Bima yang diamanatkan Mendagri RI salah satunya berupaya menekan angka stunting pada tahun 2024 menjadi 14 persen.

"Ini memang tidak mudah, tapi saya meyakini dan optimis dengan kolaborasi intervensi seperti ini, tahun depan stunting di Kota Bima mampu kita tekan 1 persen dari angka saat ini 11.52 persen per Oktober 2023," katanya.

Baca juga: Dinkes Mataram berikan pelayanan dari pintu ke pintu tekan kasus stunting