Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, melakukan normalisasi kolam retensi di kawasan Babakan agar dapat berfungsi maksimal menampung air dari hulu sekaligus mengantisipasi terjadinya luapan ke permukiman warga.
"Dengan normalisasi ini, diharapkan kolam retensi Babakan bisa berfungsi maksimal untuk menampung air dari hulu ketika kapasitas berlebih," kata Asisten II Bidang Administrasi Pembangunan dan Perekonomian Setda Kota Mataram Miftahurrahman di Mataram, Sabtu.
Kegiatan normalisasi tersebut dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram, dengan menurunkan alat berat untuk mudahkan dan mempercepat normalisasi atau pengangkatan sedimen.
Luas kolam retensi yang dinormalisasi sekitar 4.000 meter persegi dengan kedalaman satu hingga 1,5 meter, dan dikerjakan selama 12 hari.
"Kolam retensi ini merupakan bagian dari areal hutan kota 'Giong Siu', dengan total luas 1,8 hektare," katanya.
Dikatakan, kegiatan normalisasi kolam retensi tersebut sebagai antisipasi luapan air wilayah hulu atau sungai bagian timur, selama cuaca ekstrem berupa angin kencang dan hujan deras yang terjadi dalam satu pekan terakhir ini.
"Ketika terjadi peningkatan volume air sungai dari hulu, air bisa masuk ke kolam retensi untuk kemudian dialirkan ke Kali Unus Babakan," katanya.
Di sisi lain, untuk memaksimalkan keberadaan kolam retensi Babakan yang juga menjadi hutan kota, pemerintah kota sudah melakukan penataan terhadap areal tersebut menjadi sebuah objek wisata bumi perkemahan (camping ground) "Going Siu" atau ayunan seribu.
Baca juga: Pemkot Mataram diminta tata jalan menuju wisata "Giong Siu"
Baca juga: Pembangunan lapak pedagang di wisata Giong Siu selesai
Bahkan pemerintah kota melalui Dinas Pariwisata Kota Mataram telah melengkapi fasilitas di kawasan "Giong Siu" seperti lapak pedagang kaki lima, ayunan, tenda, pedestrian, toilet, dan lainnya yang sekarang dikelola oleh kelompok sadar wisata (pokdarwis) setempat.
"Karena itu, selain berfungsi untuk membendung air dari hulu. Kolam retensi bisa dimanfaatkan untuk wisata bermain kano, sepeda air, atau sejenisnya," kata dia menambahkan.