Jakarta (ANTARA) - Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan mencatat kasus demam berdarah dengue (DBD) di daerah itu pada pertengahan bulan April menunjukkan penurunan signifikan dibandingkan periode sama bulan Maret 2024.
"Bulan April terjadi penurunan kasus signifikan, per 16 April hanya ada 65 kasus," kata Kepala Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Selatan Yudi Dimyati di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, pada pertengahan bulan Maret 2024 kasus DBD di Jakarta Selatan, mencapai 221 kasus sedangkan pada pertengahan bulan April ditemukan 65 kasus. Yudi mengatakan bahwa penurunan kasus DBD tersebut karena upaya dari berbagai pihak untuk menekan dengan gencarnya penerapan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di berbagai tingkat.
Sementara dari data yang ada, kata Yudi, pada bulan Maret 2024 kasus DBD di Jakarta Selatan menjadi yang tertinggi dibandingkan bulan Januari, Februari dan April, dengan kasus DBD mencapai 507 kasus.
"Sekarang kasus DBD di Jaksel tercatat nomor empat tertinggi dibandingkan daerah lainnya," tuturnya.
Yudi menambahkan pada bulan Maret kasus kematian akibat DBD ditemukan di Kecamatan Kebayoran Lama, di mana ketika pasien datang ke puskesmas sudah mengalami koma dan tiga jam kemudian meninggal dunia.
Yudi mengatakan pasien sempat mendatangi puskesmas di daerah itu, namun ketika diminta untuk tes laboratorium, pasien memaksa pulang. Tiga hari kemudian pasien datang kembali dengan kondisi koma.
"Datang ke puskesmas dengan kondisi sudah koma, walaupun sebelumnya sudah masuk ke puskesmas. Pas diperiksa ternyata trombosit sudah turun hanya tinggal 40 ribu dari normalnya 150 ribu," katanya.
Baca juga: Kemenkes catat 455 kematian akibat DBD
Baca juga: Menkes Budi Gunadi sebut paparan flu singapura ditentukan daya tahan tubuh
Sebelumnya, Wali Kota Jakarta Selatan Munjirin meminta jajarannya agar pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dilakukan dua kali seminggu, karena kasus DBD terus meningkat bahkan ada kematian.
"Saya minta para camat dan lurah yang punya kader jumantik (juru pemantau jentik) agar kadernya lebih teliti lagi memeriksa jentik pada bulan-bulan ini," kata Munjirin.
Ia mengatakan bahwa PSN perlu ditingkatkan dari sebelumnya hanya satu kali dalam seminggu, pada bulan ini harus menjadi dua kali, karena kasus DBD sedang tinggi. Selain itu, kata Munjirin, yang terpenting untuk ditekankan adalah jumantik mandiri, jumantik setiap jalan ke rumah-rumah, selain memeriksa, juga dapat mengedukasi masyarakat.
"Kami minta karena ini tinggi kasus demam berdarah, maka waktu pemeriksaan pada hari Jumat bisa ditambahkan hari lain, jadi seminggu dua kali," tuturnya.
Berita Terkait
Sebanyak 500 lebih kasus DBD di Mataram
Minggu, 17 November 2024 14:15
Dinkes harus tingkatkan penyuluhan penyakit menular musim hujan
Minggu, 10 November 2024 11:02
Dinkes NTB ingatkan masyarakat waspadai DB
Selasa, 5 November 2024 17:48
Puskesmas di Mataram diminta aktifkan PSN setelah hujan
Jumat, 4 Oktober 2024 15:19
Pentingnya vaksinasi untuk kurangi risiko Demam berdarah
Minggu, 28 Juli 2024 20:16
Dinkes Mataram lakukan PSN di wilayah terdampak banjir
Jumat, 5 Juli 2024 18:02
Lima warga NTB meninggal akibat DBD
Selasa, 2 Juli 2024 16:13
Wilayah endemi DBD di Lombok Tengah difogging
Selasa, 25 Juni 2024 19:11