Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat inflasi pada Ramadhan dan Lebaran 2024 lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang salah satunya dipicu karena kesigapan menjaga pasokan beras.
"Inflasi saat Lebaran tahun ini yang jatuh pada bulan April 2024 relatif lebih rendah dibandingkan Lebaran tahun 2023. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor, di antaranya pasokan beras yang relatif terjaga," kata Plt. Kepala BPS Provinsi DKI Jakarta Dwi Paramita Dewi dalam siaran yang ditayangkan melalui akun YouTube BPS DKI Jakarta, Kamis.
Dwi merinci inflasi saat bulan perayaan Idul Fitri 2024 yang jatuh pada April 2024 sebesar 0,26 persen atau lebih rendah dibandingkan inflasi perayaan Idul Fitri pada April 2023 sebesar 0,40 persen.
Inflasi Lebaran tahun ini juga lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, yakni pada Lebaran tahun 2022 sebesar 0,70 persen; kemudian pada Lebaran 2021 sebesar 0,41 persen.
Menurut Dwi, inflasi Lebaran 2024 lebih rendah karena pasokan komoditas beras dan hortikultura yang relatif terjaga, serta ditopang aktivitas panen sepanjang Maret dan April. Deflasi pada beberapa komoditas, seperti cabai merah, beras, telur ayam, cabai rawit, sawi hijau dan komoditas hortikultura lainnya turut meredam laju inflasi secara umum.
Baca juga: Waspadai risiko inflasi imbas konflik Iran-Israel
Baca juga: Nilai tukar rupiah hari ini melemah jadi Rp15.962
"Andil inflasi beberapa komoditas pangan yang relatif lebih rendah dibandingkan Lebaran tahun sebelumnya juga berpengaruh terhadap inflasi secara umum," kata Dwi.
Komoditas beras yang biasanya mengalami inflasi, pada April 2024 ini juga mengalami deflasi sehingga turut menyumbang andil inflasi yang lebih rendah. Pada April 2024, beras mengalami deflasi sebesar 1,6 persen. Deflasi beras ini merupakan deflasi yang pertama sepanjang 2024. Jika dilihat secara historis, andil deflasi beras sebesar 0,04 persen pada April 2023 ini menjadi yang terdalam sejak tahun 2021.