Jakarta (ANTARA) - Kedutaan Besar Australia di Indonesia meluncurkan fase terbaru kemitraan pendidikan bertajuk INOVASI (Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia) bersama pemangku kepentingan Indonesia untuk mendukung pembelajaran di sekolah dasar dan madrasah.
Sebagaimana pernyataan yang diterima pada Jumat, fase ketiga dari kemitraan yang berlangsung sejak 2016 tersebut memiliki nilai kerja sama 55 juta dolar Australia (Rp593,8 miliar) untuk empat tahun pelajaran dari 2024 hingga 2027.
“Kami senang dapat memperluas kemitraan kami di bidang pendidikan dan sekolah dasar ke lebih banyak provinsi, termasuk Jawa Barat dan Maluku,” kata Minister-Counsellor untuk Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Kedubes Australia, Madeleine Moss, dalam peluncuran kemitraan, Kamis (6/6).
Ia menjelaskan, kerja sama pendidikan yang terjalin dalam perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Australia dan Indonesia tersebut diselenggarakan melalui kolaborasi dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Kementerian Agama, dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Program tersebut akan memberikan dukungan dan pelatihan bagi guru dan staf pendidikan di tingkat nasional dan sejumlah provinsi, seperti Kalimantan Utara, Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku.
Program tersebut diharapkan dapat meningkatkan pembelajaran inklusif dan pencapaian keterampilan dasar bagi siswa tingkat dasar di Indonesia. Sementara itu, Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek Anindito Aditomo mengatakan bahwa pengembangan ekosistem pendidikan di daerah, seperti yang terjalin melalui kerja sama INOVASI, merupakan bentuk nyata dari semangat gotong royong.
Ia mengatakan, gotong royong terbukti berdampak positif bagi keberlangsungan pembangunan pendidikan di Indonesia, termasuk telah menyelamatkan pendidikan dari dampak pandemi COVID-19.
“Pendidikan adalah upaya jangka panjang. Dibutuhkan kolaborasi melalui ekosistem pendidikan untuk memastikan setiap anak mendapatkan layanan pendidikan yang terbaik,” kata Anindito.
Baca juga: Presiden Jokowi-Menteri Norwegia bahas kerja sama
Baca juga: Fisipol UGM dan UIN Mataram jajaki kerja sama pengembangan iptek
Senada, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Rohmat Mulyana turut menyoroti pentingnya kerja sama pengembangan ekosistem pendidikan dalam meningkatkan kualitas 87.000 madrasah yang melayani lebih dari 10 juta siswa di seluruh Indonesia.
Kolaborasi dengan pemangku kepentingan lokal, termasuk mereka yang berasal dari sektor pendidikan Islam, mendukung Kemenag menawarkan layanan pendidikan yang komprehensif, berkualitas tinggi, dan merata kepada siswa-siswi madrasah, kata dia.