BPS: 748.120 Penduduk NTB Masih Miskin

id Penduduk NTB Miskin

BPS: 748.120 Penduduk NTB Masih Miskin

Ilustrasi kemiskinan (Foto antaranews.com)

"Jumlah penduduk miskin berkurang sebanyak 45.660 orang atau 1,02 persen"
Mataram (Antara NTB) - Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Barat merilis jumlah penduduk miskin di provinsi itu pada September 2017 mencapai 748.120 orang atau sebesar 15,05 persen dari populasi.

"Jika dilihat dalam periode Maret 2017 - September 2017, jumlah penduduk miskin berkurang sebanyak 45.660 orang atau 1,02 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Barat (NTB) Hj Endang Tri Wahyuningsih, di Mataram, Selasa.

Ia menyebutkan faktor yang mempengaruhi penghitungan kemiskinan di perkotaan dan perdesaan adalah inflasi, distribusi pengeluaran, kelompok penduduk referensi dan pola konsumsi dari paket komoditas.

Komoditas makanan paling berpengaruh terhadap garis kemiskinan di perkotaan adalah beras sebesar 25,40 persen, rokok kretek filter 7,10 persen, daging sapi 3,48 persen, telur ayam ras 3,29 persen, dan mi instan 2,70 persen.

Sementara di perdesaan, beras memberikan kontribusi terhadap kemiskinan sebesar 31,69 persen, rokok kretek filter 5,33 persen, telur ayam ras 4,11 persen, daging sapi 2,82 persen, dan gula pasir 2,36 persen.

Lebih lanjut, kata Endang, kemiskinan di NTB juga dipengaruhi faktor bukan makanan, seperti perumahan, listrik, bensin dan pendidikan.

"Dari empat faktor bukan makanan tersebut, perumahan yang paling besar kontribusinya terhadap garis kemiskinan, yakni di perkotaan dan perdesaan," ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah NTB H Rosyadi Sayuti, mengatakan upaya menurunkan angka kemiskinan dilakukan melalui berbagai program yang didanai dari APBN dan APBD.

Khusus dari APBD, kata dia, Pemerintah Provinsi NTB menyiapkan anggaran sebesar Rp1,7 triliun pada tahun anggaran 2018. Alokasi anggaran tersebut lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp1,3 triliun.

Sebagian besar diarahkan untuk infrastruktur dan perbaikan rumah layak huni dengan target sebanyak 2.000 unit.

"Untuk mewujudkan target penurunan angka kemiskinan sebesar 10 persen hingga 2018 memang cukup berat karena dihadapkan dengan kultur budaya masyarakat. Tapi kami terus berikhtiar," katanya. (*)