Menteri Bahlil respons soal kedekatannya dengan Airlangga

id Airlangga Hartarto,Bahlil Lahadalia,Golkar

Menteri Bahlil respons soal kedekatannya dengan Airlangga

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri) dan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (tengah) berfoto bersama di Ibu Kota Nusantara (IKN), Senin (12/8/2024). (ANTARA/Mentari Dwi Gayati)

Ibu Kota Nusantara (ANTARA) - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia merespons soal kedekatannya dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat para menteri Kabinet Kerja menikmati sarapan di area embung Ibu Kota Nusantara, Kalimantan Timur, Senin.

Dalam kesempatan tersebut, keduanya terlihat akrab dan saling berbincang, bahkan berfoto bersama di depan awak media. Ia pun menjelaskan bahwa momen tersebut tercipta karena ia dan Airlangga adalah sahabat baik.

"Saya sama dia kan sahabat baik, kami kan biasa aja. Biasalah ngomong kerjaan," kata Bahlil saat memberikan keterangan pers di Istana Garuda, IKN, Senin.

Baca juga: Airlangga Hartarto mundur dari Ketum Golkar secara pribadi

Saat ditanya soal kepengurusan baru di Partai Golkar setelah Airlangga Hartarto mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum, Bahlil enggan menjawabnya.

Ia mengakui bahwa dirinya memang seorang kader Golkar, namun tidak dalam kepengurusan DPP, sehingga ia tidak mengetahui informasi soal mundurnya Airlangga dari kursi sebagai ketua umum partai berlambang pohon beringin tersebut.

"Saya enggak tahu ya, saya betul kader Golkar, tapi sekarang kan bukan pengurus DPP, jadi saya tidak tahu apa yang terjadi di sana," kata dia.

Baca juga: Rapat pleno Golkar tentukan plt Ketum dan munaslub dijadwalkan 13 Agustus

Ketika ditanya lebih lanjut soal mundurnya Airlangga akan mengganggu persiapan Pilkada, Bahlil tidak ingin berkomentar.

"Saya no comment kalau itu," kata dia.

Airlangga Hartarto, yang terpilih sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar pada tahun 2019 untuk masa jabatan sampai akhir 2024 memilih mundur lebih awal karena dua alasan, yaitu ingin menjaga keutuhan Partai Golkar dan menjaga suasana tetap stabil dan kondusif selama masa transisi pemerintahan Presiden RI Joko Widodo ke pemerintahan Prabowo Subianto sebagai pemenang Pilpres 2024.

Hingga kini, Airlangga belum menjelaskan lebih lanjut alasan menjaga keutuhan partai itu.

Baca juga: Jajaran DPP Partai Golkar buka suara, Airlangga mundur de facto