PON 2024 membawa berkah bagi pedagang pinggir jalan

id PON 2024,umkm pon

PON 2024 membawa berkah bagi pedagang pinggir jalan

Lifter Jawa Barat Muhammad Nur Fuad Jamal (kiri), lifter Jawa Timur Eko Yuli Iriawan, lifter Lampung Harjianto (kanan) berfoto bersama setelah konferensi pers pertandingan cabang angkat besi kelas 67 kilogram putra PON Aceh-Sumatera Utara 2024, di GOR Seramoe, Banda Aceh, Kamis (5/9/2024). (ANTARA/RAUF ADIPATI)

Medan (ANTARA) - Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatra Utara 2024 tidak hanya menjadi ajang berprestasi bagi atlet, tetapi juga memberikan dampak positif bagi pedagang pinggir jalan.

Salah satunya adalah Sri Karyani, seorang pedagang pakaian olahraga yang merasakan keuntungan signifikan selama perhelatan pesta olahraga terbesar di Indonesia tersebut.

Sri menjajakan dagangannya di halaman Gedung Serbaguna Universitas Negeri Medan (Unimed). Selama PON 2024 berlangsung, omset penjualannya melonjak drastis, mencapai antara Rp2 juta hingga Rp5 juta per hari.

"Kami memanfaatkan momentum keramaian, seperti saat pertandingan hoki indoor ini. Saya jualan di sini," kata Sri seperti dilansir laman resmi PB PON, Kamis.

Dengan menggunakan kendaraan roda empat, Sri menawarkan berbagai jenis pakaian olahraga, mulai dari baju renang, pakaian futsal, hingga busana kasual bernuansa olahraga. Meskipun dijual di pinggir jalan, pakaian yang ia tawarkan berkualitas premium dengan harga bersaing.

"Pakaian kami mungkin tidak semuanya orisinal, tapi semuanya termasuk grade premium. Nyaman dan menyerap keringat," katanya.

Harga pakaian yang dijual bervariasi mulai dari Rp100 ribu hingga jutaan rupiah, tergantung jenis dan mereknya. Sri meyakinkan harga yang ditawarkan di lapaknya jauh lebih murah dibandingkan di toko-toko besar.

Sri juga mengakui bahwa omset penjualannya meningkat tajam saat ada event besar seperti PON.

Baca juga: Shafira pernah geluti rugby sebelum kembali ke angkat besi
Baca juga: PODSI nilai persaingan canoeing di PON merata

"Biasanya saya mendapat Rp2 juta per hari, tapi saat ada event besar seperti ini, omset bisa jauh lebih tinggi," ujar Sri.

Kehadiran suaminya, seorang dosen olahraga, turut membantu memperluas jangkauan pasar.

Banyak pengunjung PON yang datang ke lapaknya untuk mencari oleh-oleh atau pakaian ganti.

"Selama PON, saya berjualan setiap hari. Saat tidak ada event, saya biasanya berjualan tiga kali seminggu, terutama di Lapangan Merdeka," kata Sri.