Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menekankan pentingnya hilirisasi dalam mengembangkan aneka produk dari tanaman kratom melalui koperasi di Kalimantan.
Pernyataan itu disampaikan Teten saat mengunjungi sentra produksi kratom milik Koperasi Produsen Anugerah Bumi Hijau (Koprabuh) Cabang Kalimantan Timur di Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kaltim, Jumat.
Kratom merupakan tanaman endemik Asia Tenggara yang sejak lama daunnya dimanfaatkan secara tradisional oleh masyarakat sebagai tumbuhan herbal dan memiliki nilai ekonomi yang cukup besar.
Teten, dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta, mengatakan langkah strategis pengembangan produk kratom sudah dibahas di rapat kabinet yang dipimpin Presiden Joko Widodo, karena tanaman tersebut layak untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber daya untuk meningkatkan ekonomi masyarakat Kalimantan.
Menkop UKM optimistis hilirisasi produk kratom dapat dilakukan, terlebih Koperasi Koprabuh sudah melakukan riset yang cukup mendalam. Pengembangan produk kratom juga luas karena tanaman ini bisa menjadi bahan baku untuk industri farmasi, serta makanan dan minuman.
Teten menyebut permintaan pasar dunia terhadap kratom semakin besar. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, nilai ekspor kratom selalu mengalami pertumbuhan dengan tren sebesar 15,92 persen per tahun sejak 2019.
Salah satu negara tujuan ekspor utama kratom Indonesia adalah Amerika Serikat. Pada periode Januari-Mei 2023, ekspor kratom ke AS mencapai 4,86 juta dolar AS atau 66,30 persen dari total ekspor kratom Indonesia.
Teten pun mengingatkan agar masyarakat tidak menjual bahan mentahnya saja, tetapi harus diolah menjadi produk bernilai tinggi.
"Ini sebenarnya hilirisasi, supply chain-nya, bahan bakunya dari para petani. Hilirisasinya butuh teknologi, dan itu tidak mahal. Ini bisa dipakai di Rumah Produksi Bersama," kata Teten.
Ke depan, Teten berharap kratom dapat menjadi produk yang memiliki nilai tambah dan nilai ekonomi lebih, serta menjadi produk unggulan dari Kalimantan. amun, Teten mewanti-wanti agar ekosistem perdagangan dan investasi harus tepat dan terjaga baik.
Baca juga: Menkop UKM ajak mahasiswa berwirausaha
Baca juga: LPDB-KUMKM salurkan dana Rp1,31 triliun
Sementara itu, CEO Koperasi Koprabuh Yohanis Walean menyatakan bahwa produk kratom sudah masuk kategori herbal dan legal ekspor yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan, dan potensinya bahkan lebih besar dari sawit.
Menurut dia, penanaman kratom pun terbilang tidak rumit. Kuncinya, harus dekat sumber air, daerah aliran sungai, rawa, dan tepi danau.
"Walaupun terendam banjir selama tiga bulan, pohon kratom tetap tumbuh bertahan," ujar Yohanis.