Mataram (ANTARA) - Museum Negeri Nusa Tenggara Barat (NTB) mengirimkan delapan koleksi benda bersejarah untuk mengikuti pameran internasional Islamic Arts Biennale yang digelar di kawasan terminal haji Bandara Internasional King Abdulaziz di Jeddah, Arab Saudi.
"Sebanyak delapan benda sudah dikemas dan diambil oleh agen perjalanan," kata Kepala Museum NTB Ahmad Nuralam di Mataram, Kamis.
Benda-benda bersejarah itu dikemas ke dalam kotak kayu berwarna biru dongker. Selembar kertas yang ditempel pada kotak kayu tertulis konsiyor Museum Negeri Sonobudoyo dan konsinyi Kementerian Kebudayaan Arab Saudi.
Nuralam menuturkan hari ini paket itu dikirim ke bandara untuk diperiksa oleh pihak kepabeanan. Berbagai administrasi diperiksa, lalu besoknya paket diterbangkan ke Jakarta.
Baca juga: Museum NTB mewakili Indonesia dalam pameran sejarah Islam di Arab Saudi
Ketika berada di Jakarta, paket delapan koleksi benda bersejarah milik Museum NTB akan melalui tiga kali pemeriksaan, yaitu kepabeanan, imigrasi, dan administrasi.
"Setelah itu mungkin sekitar tanggal 7 Januari 2025 berangkat dan sampai di Jeddah pada 8 Januari 2025," ujarnya.
Pada 8-12 Januari 2025, benda-benda bersejarah itu bakal dipertontonkan kepada publik. Setelah ter-display, maka ragam koleksi akan ditampilkan di lokasi pameran Islamic Arts Biennale di Bandar International King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi.
Pameran internasional yang diselenggarakan Diriyah Biennale Foundation dan disponsori oleh Kerajaan Arab Saudi tersebut diselenggarakan selama empat bulan mulai tanggal 25 Januari sampai 25 Mei 2025.
Baca juga: Koleksi artefak peradapan Islam jadi keunggulan Museum Negeri NTB
Pameran bertema The Art of Number itu termasuk pameran terbesar dunia yang menampilkan kekayaan dan keberagaman budaya Islam melalui lembaga-lembaga dari berbagai negara.
Indonesia terpilih sebagai perwakilan Asia Tenggara dari 20 negara. Keikutsertaan Indonesia dalam pameran Islamic Arts Biennale diwakili oleh tiga museum, yakni Museum NTB di Kota Mataram, Museum Sonobudoyo di Yogyakarta, dan Perpustakaan Nasional di Jakarta.
Museum NTB memamerkan delapan artefak pada pemeran tersebut, di antaranya keris, cipo' cila (jilbab khas perempuan Sumbawa), kitab tajul muluk hingga peralatan makan sirih yang merupakan warisan dari suku Sasak, Samawa, dan Mbojo.
"Ini bagian dari promosi wisata dan kebudayaan Nusa Tenggara Barat, karena yang ditampilkan adalah benda-benda etnografi dari masyarakat Nusa Tenggara Barat," pungkas Nuralam.
Baca juga: Wayang Sasak, media komunikasi lintas budaya yang berteman zaman
Baca juga: BRIN teliti manuskrip kuno yang dikoleksi Museum Negeri NTB
Baca juga: Museum NTB meraih penghargaan kategori Museum Bersahabat