Jakarta (ANTARA) -
"Di satu sisi edukasi ke sejumlah daerah serta cabang olahraga tetap dilakukan dan pada saat yang bersamaan juga harus intensif membantu National Olympic Committee (NOC) dan National Paralympic Committee (NPC) Indonesia, dalam memfasilitasi para atletnya agar dapat memperoleh edukasi anti-doping melalui platform e-learning resmi dari WADA," kata Gatot dalam keterangan tertulis terkait kinerja IADO selama 2024, yang diterima di Jakarta, Jumat.
Lebih lanjut dia mengatakan, penguatan edukasi juga dilakukan melalui kolaborasi dengan Direktorat Testing melalui penyebarluasan pemahaman terkait Whereabouts.
"Tentang Whereabouts, dimana yang menjadi prioritas untuk menerima edukasi anti-doping adalah atlet RTP (Registered Testing Pool) dan kemudian TP (Testing Pool) sebagaimana telah ditetapkan pada ISE yang berlaku," ujar dia.
Baca juga: IADO terima sebanyak 57 pengajuan aplikasi TUE
Selain itu, lanjut Ketua Umum IADO itu, pada beberapa multievent internasional maupun single event dalam cabang olahraga tertentu, tidak menutup kemungkinan diperlukannya aktivasi dan pengisian Whereabouts guna pelaksanaan pengujian doping oleh penyelenggara.
Oleh sebab itu, dibutuhkan kerja sama antara Direktorat Edukasi dan Direktorat Testing untuk membantu para atlet.
Baca juga: 16 petugas baru untuk edukasi anti-doping nasional
Gatot menambahkan, penguatan edukasi lain yang tidak kalah penting adalah syarat edukasi anti-doping sebelum bertanding oleh penyelenggara yang sudah mulai banyak diberlakukan.
Untuk mempermudah proses penggunaan ADEL, tambah dia, Direktorat Edukasi, juga telah berusaha untuk membantu para atlet dan ASP dengan menyediakan ADEL yang menggunakan Bahasa Indonesia, sehingga dapat memudahkan para atlet dan ASP dalam pengerjaannya.