Museum NTB terima hibah 90 koleksi dari kolektor barang antik

id museum ntb,hibah barang antik,koleksi barang antik,kesultanan sumbawa,nusa tenggara barat,antikuarian

Museum NTB terima hibah 90 koleksi dari kolektor barang antik

Seorang antikuarian Amirin Abdurrahim (kedua kiri) menyerahkan dokumen hibah koleksi benda-benda bernilai sejarah miliknya kepada Ketua Tim Kurasi Museum NTB Bunyamin (kanan) di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Rabu (22/1/2025). (ANTARA/HO-Museum NTB)

Mataram (ANTARA) - Museum Negeri Nusa Tenggara Barat (NTB) menerima hibah 90 koleksi barang-barang bernilai sejarah dari seorang antikuarian atau kolektor barang antik bernama Amirin Abdurrahim di Monjok Baru, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.

Ketua Tim Kurasi Museum NTB Bunyamin mengatakan pihaknya mengapresiasi langkah Amirin karena hibah yang dilakukan kolektor kepada museum merupakan momen sangat langka.

"Sudah sangat jarang ada kolektor yang mau menghibahkan koleksi pribadinya ke museum, terlebih koleksi tersebut memiliki nilai sejarah dan langka jumlahnya, tidak dibayar pula. Ini hal yang harus kami tindaklanjuti sesegera mungkin," ujar Bunyamin dalam pernyataan di Mataram, Kamis.

Koleksi yang dihibahkan mencakup sejumlah artefak beragam, termasuk keramik kuno, kere alang, tombak, maupun pedang Belanda. Semua benda tersebut memiliki nilai historis yang signifikan tidak hanya bagi masyarakat Nusa Tenggara Barat, tetapi juga dalam konteks sejarah nasional.

Baca juga: Koleksi Museum NTB bersanding dengan puluhan museum besar dunia di Jeddah

Museum NTB telah mendata riwayat 90 koleksi barang bernilai sejarah milik kolektor badang antik tersebut. Beberapa koleksi lokal sebagai besar dari Pulau Sumbawa yang memiliki pertalian erat dengan Kesultanan Sumbawa.

Bunyamin menuturkan leluhur kolektor yang rela menghibahkan barang-barang koleksi itu adalah pejabat di Kesultanan Sumbawa.

Koleksi kere alang dengan motif ayam dari benang perak diklaim merupakan hadiah dari Meraja Bini Dewa Masmawa Sultan Kaharuddin III. Kemudian, lima tombak juga pedang Belanda diceritakan berasal dari periode yang sama sekitar tahun 1940-an.

"Nilai sejarah ini merupakan kekayaan yang tidak tergantikan. Belum lagi koleksi keramik sebanyak 44 buah yang jika ditilik lebih lanjut memiliki banyak kemiripan dengan koleksi milik museum yang tentu saja bernilai tinggi," kata Bunyamin.

Baca juga: Museum NTB hadirkan beragam inovasi agar hidup bersama masyarakat

Kepala Museum NTB Ahmad Nuralam mengatakan hibah koleksi yang dilakukan kolektor membuat koleksi museum menjadi semakin kaya dan beragam.

"Kami sudah membuktikan nilai koleksi Museum NTB diperhitungkan dunia internasional. Keikutsertaan Museum NTB dalam pameran internasional Islamic Arts Biennale menunjukkan bahwa kami mampu mengeksplorasi nilai koleksi dengan baik, sehingga dapat disejajarkan di pentas global," kata Nuralam.

Kolektor Amirin Abdurrahim menyampaikan sejak beberapa waktu terakhir telah mempertimbangkan kelanjutan benda-benda bersejarah yang dikoleksi tersebut.

Baca juga: Monumen Perang Lombok 1894 bakal ada di Kantor Gubernur NTB

Setelah berdiskusi dengan keluarga, dia akhirnya memutuskan untuk menghibahkan benda-benda bersejarah miliknya kepada Museum NTB.

"Saya dan istri kini sudah tua, sedangkan umur siapa yang tahu. Anak-anak saya semuanya ada di luar daerah, sehingga siapa lagi yang akan melanjutkan untuk merawat benda-benda ini? Ini juga menjadi salah satu alasan saya untuk menghibahkan sebagian besar koleksi pribadi saya ke museum," kata Amirin.

Di rumah Amirin terdapat lebih dari 100 koleksi barang bernilai sejarah yang terdiri dari tenun, senjata, keramik, benda etnografi berbahan kayu dan anyaman, hingga botol kaca peninggalan Belanda.

Benda-benda itu sebagian besarnya masih terpelihara dengan baik, namun ada sebagian kecil yang membutuhkan penanganan berupa konservasi dari pihak museum.

Baca juga: Delapan benda bersejarah koleksi Museum NTB tiba di Jeddah Arab Saudi
Baca juga: Menbud: Museum NTB perlu revitalisasi jadi bertingkat
Baca juga: Museum NTB bukukan angka realisasi PAD 2024 hingga 208 persen