Museum NTB bukukan angka realisasi PAD 2024 hingga 208 persen

id museum ntb,pad museum ntb,pendapatan asli daerah,nusa tenggara barat,wisata museum

Museum NTB bukukan angka realisasi PAD 2024 hingga 208 persen

Kepala Museum NTB Ahmad Nuralam memaparkan tentang harapan dan tantangan pemajuan kebudayaan dalam dialog museum yang digelar di Museum NTB, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Selasa (3/12/2024). (ANTARA/Sugiharto Purnama)

Mataram (ANTARA) - Museum Negeri Nusa Tenggara Barat (NTB) membukukan angka realisasi pendapatan asli daerah atau PAD sebesar 208,18 persen dari target yang setara dengan Rp162,17 juta sepanjang tahun 2024.

"Tahun ini kami menargetkan pendapatan bisa mencapai 225 persen," kata Kepala Museum NTB Ahmad Nuralam di Mataram, Kamis.

Selama tiga tahun terakhir jumlah pendapatan asli daerah yang diberikan oleh Museum NTB selalu mengalami peningkatan.

Nilai PAD tercatat sebesar Rp61,72 juta atau 79,2 persen pada 2022, lalu naik ke angka Rp119 juta atau setara 152,88 persen pada 2023, dan menorehkan capaian hampir dua kali lipat menjadi Rp162,17 juta atau sekitar 208,18 persen pada 2024.

Baca juga: Sebanyak 63 ribu orang kunjungi Museum NTB selama 2024

Nuralam menuturkan peningkatan pendapatan asli daerah ditopang oleh kenaikan tarif karcis masuk untuk turis dari sebelumnya Rp7 ribu menjadi Rp20 ribu dan masyarakat umum dari Rp3 ribu menjadi Rp7 ribu.

"Itu yang membuat pendapatan asli daerah meningkat," ujarnya.

Lebih lanjut Nuralam mengungkapkan realisasi pendapatan asli daerah yang tinggi pada tahun-tahun sebelumnya diberikan oleh kunjungan pelajar, namun pada 2024 justru masyarakat umum mendominasi kunjungan yang berdampak terhadap torehan pendapatan asli daerah.

Baca juga: Museum NTB mendunia dengan ikuti pameran internasional di Jeddah

Baca juga: NTB Museum sends eight artifacts to Islamic Arts Biennale

Museum NTB memiliki lebih dari 7.000 koleksi benda-benda bersejarah yang terbagi menjadi 10 kategori, yaitu geologi, biologi, sejarah, arkeologi, filologi, keramik, pangkat, mata uang, seni, dan etnografi.

Museum yang resmi berdiri pada 1982 di Mataram sebagai jantung ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Barat itu memiliki bentuk atap yang mengadopsi rumah adat suku Sasak.

"Sebelumnya yang banyak datang justru anak TK, tapi tahun 2024 kami tidak menyangka justru banyak masyarakat umum. Pengunjung umum adalah masyarakat yang berdarmawisata ke museum," pungkas Nuralam.

Baca juga: Museum Negeri NTB pamerkan koleksi terbaru hibah Kesultanan Sumbawa

Baca juga: Museum Negeri NTB ungkap pentingnya pembentukan museum daerah

Baca juga: Museum Negeri NTB gelar pameran alat rumah tangga untuk kurangi plastik