Mataram (ANTARA) - Kegiatan Muktamar XXXII Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai salah satu momentum memperkuat nilai-nilai kesejawatan serta profesionalisme dokter yang tertanam dalam Sumpah Dokter sebagai modal utama menghadapi tantangan masa depan.
Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Mohamad Adib Khumaidi pada pembukaan Muktamar XXXII IDI di Mataram, Kamis.
Dalam kesempatan itu, dia mengatakan keberadaan organisasi profesi IDI tetap relevan dan sangat dibutuhkan.
"Karena itu kami mengajak seluruh anggota IDI untuk terus memperkuat nilai-nilai kesejawatan yang tertanam dalam Sumpah Dokter sebagai modal utama menghadapi tantangan masa depan," katanya.
Baca juga: Menko Yusril: Organisasi profesi kedokteran seperti IDI idealnya satu di Indonesia
Ia mengatakan, IDI lahir bukan karena kepentingan kelompok, melainkan karena kepentingan rakyat Indonesia. Sejarah panjang organisasi ini, sejak 1911 hingga menjadi satu kesatuan pada 1950, membuktikan bahwa IDI memiliki akar kuat dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat.
Lebih lanjut Adib menyoroti pentingnya transformasi organisasi melalui semangat IDI Reborn, dengan fokus pada penguatan internal, revitalisasi, dan komitmen perubahan.
"Mari kita bersama-sama menciptakan resolusi perubahan demi IDI yang lebih baik, demi bangsa, rakyat, dan anggota," katanya.
Dalam menghadapi berbagai tantangan eksternal maupun internal, PB IDI berkomitmen menjadi organisasi yang lebih profesional dan modern melalui program-program strategis yang komprehensif.
Baca juga: Warga Mataram diminta jaga iklim kondusif sukseskan Muktamar IDI
Dia juga mengingatkan seluruh anggota agar tidak terjebak dalam konflik internal yang dapat menghambat kemajuan organisasi.
Seperti kata Charles Darwin, yang bertahan bukanlah yang terkuat atau terpintar, melainkan yang paling mampu beradaptasi.
"Jadi, IDI juga harus menjadi institusi yang durable dan infinite, mampu bertahan menghadapi tantangan zaman," katanya.
Selain itu, Adib mengutip pernyataan Ketua IDI Wilayah Aceh sebagai pengingat bahwa organisasi ini harus terus berkarya dan berperan aktif.
"IDI harus berkarya, bukan sekadar bergaya, berperan bukan baperan, maju bukan malu, serta aktif tapi tidak reaktif," katanya.
Baca juga: 2.500 dokter bakal hadiri muktamar IDI ke-32 di Mataram
Kegiatan Muktamar XXXII IDI di Kota Mataram berlangsung sampai 15 Februari 2025.
Dalam kegiatan pembukaan tersebut, panitia menghadirkan berbagai atraksi kesenian dan tarian khas Pulau Lombok seperti Kesenian Gendang Beleq, Tari Tembolak, dan lainnya yang menghibur bagi sekitar 1.190 orang tamu undangan yang hadir.
Jumlah itu belum termasuk para pendamping, sehingga menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram H Emirald Isfihan, jumlah tamu yang hadir saat kegiatan Muktamar XXXII IDI mencapai sekitar 2.500 orang

Hal itu tentu dapat memberikan dampak pariwisata dan ekonomi di Kota Mataram khususnya dan NTB pada umumnya. Apalagi panitia memfasilitasi pelaku UMKM di Kota Mataram melalui penyiapan stan, agar UMKM bisa melakukan transaksi dan promosi terhadap produk-produk unggulan di daerah ini.
Baca juga: Mataram siap sukseskan Muktamar IDI ke-32