Kementerian P2MI rancang konsep pemberdayaan bagi pekerja migran purna

id Kementerian P2MI,Dzulfikar Ahmad Tawalla,Pemberdayaan PMI Purna,NTB

Kementerian P2MI rancang konsep pemberdayaan bagi pekerja migran purna

Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Dzulfikar Ahmad Tawalla, memberikan sosialisasi pelindungan PMI dan migrasi aman di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Jumat (14/2/2025). ANTARA/Wal

Mataram (ANTARA) - Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) masih merancang konsep pemberdayaan bagi pekerja migran purna agar mereka bisa melakukan usaha produktif setelah tidak lagi bekerja di luar negeri.

"Di tempat kami sekarang sudah ada Ditjen Pemberdayaan dan itu sedang membangun sebuah konsep pemberdayaan," kata Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, Dzulfikar Ahmad Tawalla, usai memberikan sosialisasi pelindungan PMI dan migrasi aman di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat (14/2).

Ia mengatakan pihaknya juga masih menjalin komunikasi dengan berbagai pemangku kepentingan agar pemberdayaan bagi para PMI purna bisa terlaksana dengan baik.

Dzulfikar menyebutkan ada dua program pemberdayaan yang akan dilakukan, yakni kepada sumber daya manusia yang berangkat dan kepada keluarga yang ditinggalkan.

"Ada dua skema kemarin yang sudah disampaikan tapi yang utama yang sedang kita fokus adalah untuk skema kredit usaha rakyat," ujarnya.

Baca juga: Kementerian P2MI perkuat penempatan dan perlindungan PMI di NTB

Program pemberdayaan tersebut, kata dia, juga sudah dikoordinasikan secara intensif dengan Kementerian Koordinator Perekonomian terkait alokasi khusus yang diberikan kepada Kementerian P2MI untuk pemberdayaan tersebut.

"Harapan kita bersama upaya-upaya yang diambil oleh pemerintah dalam hal pelayanan dan perlindungan bagi PMI bisa sangat efektif dilakukan," ucap Dzulfikar.

Sementara itu, Kepala BP3MI NTB, Noerman Adhiguna mengatakan, pihaknya menjalankan program pemberdayaan bagi PMI purna setiap tahunnya. Program pemberdayaan difokuskan pada pelatihan usaha ekonomi produktif di bidang pengolahan hasil pertanian, perikanan dan industri kerajinan.

Baca juga: Peraturan satu pintu untuk kurangi dan cegah PMI ilegal

Adapun jenis pelatihan yang dilakukan pada 2024, yakni pelatihan pengolahan gula semut (aren) dan pelatihan peningkatan produktivitas di Desa Persiapan Longseran, serta pelatihan industri kerajinan tas di Desa Dasan Tapen, Kabupaten Lombok Barat.

Selanjutnya, pelatihan pengolahan terasi di Desa Jerowaru, pelatihan pengolahan garam di Desa Pemongkong, pelatihan menjahit bahan tenun dan kerajinan tas, dan pelatihan peningkatan produktivitas di Desa Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur.

BP3MI NTB, lanjut Noerman, juga memberikan pelatihan menjahit bahan tenun dan kerajinan tas. Pelatihan tersebut digelar di Desa Bonjeruk, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, pada 12-15 Agustus 2024.

"Dalam setiap pelatihan yang kami gelar di masing-masing desa melibatkan sebanyak 20 orang peserta yang berasal dari anggota keluarga PMI purna," katanya.

Baca juga: Kementerian P2MI, Kemendag mendorong kerja sama promosi pasar untuk PMI
Baca juga: Sebanyak 300 perawat Indonesia ditargetkan berangkat ke Jerman