Literasi digital di Mataram diperkuat cegah dampak negatif medsos

id Dinskominfo,Kota Mataram,literasi digital,dampak medsos

Literasi digital di Mataram diperkuat cegah dampak negatif medsos

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Mataram I Nyoman Swandiasa. ANTARA/Nirkomala.

Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, melakukan intervensi penguatan literasi digital sebagai upaya mengantisipasi dampak negatif media sosial (medsos), serta dapat mengelola penggunaan medsos secara sehat dan bertanggung jawab.

"Jangan sampai kita terutama anak-anak menjadi korban digitalisasi saat ini," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Mataram I Nyoman Swandiasa di Mataram, Senin.

Hal tersebut disampaikan menyikapi adanya korban dari kalangan anak-anak yang terdampak media sosial hingga ke hal-hal negatif bahkan sampai ke tindakan prostitusi, judi online, kekerasan seksual, penipuan, dan dampak negatif lainnya.

Ia mengatakan literasi digital saat ini sangat penting dilakukan juga terutama dari orang tua, keluarga, tokoh masyarakat, serta ekosistem di sekitar harus mampu melakukan penguatan digitalisasi.

Baca juga: Gedung Perpustakaan Mataram dilengkapi fasilitas panggung literasi

Sementara intervensi yang dilakukan Pemerintah Kota Mataram dalam hal penguatan literasi digital dilaksanakan melalui program internet sehat di sekolah baik tingkat SD maupun tingkat SD.

Kegiatan penguatan literasi digital dilakukan melalui sosialisasi dan edukasi terkait internet sehat sebagai langkah antisipasi meminimalkan dampak negatif penggunaan internet.

"Dampak negatif penggunaan internet tidak hanya merusak tataran sosial, tapi juga ekonomi masyarakat," katanya.

Dalam kegiatan edukasi internet sehat itu, katanya, pihaknya menyampaikan bahwa sistem digital saat ini memiliki peluang risiko sehingga butuh literasi lebih maksimal.

Baca juga: Perpustakaan Mataram dilengkapi panggung literasi

Diskominfo mengajak anak-anak agar memanfaatkan transformasi digital saat ini sebagai peluang untuk berkreasi dan berinovasi positif.

"Jangan sampai anak-anak menjadi korban transformasi digital yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain," katanya.

Apalagi, ancaman situs-situs negatif terutama judi online dan prostitusi menyerang hampir semua kalangan termasuk kalangan pelajar sehingga harus diantisipasi lebih dini.

Peran serta orang tua, keluarga, kakak, adik, dan keluarga juga sangat penting dalam mendampingi anak-anak ketika bermain internet, sehingga anak bisa mengambil dampak positif di era digitalisasi.

"Tanpa ada dukungan dari keluarga, maka upaya yang dilakukan pemerintah terkesan sia-sia," katanya.

Bahkan termasuk kebijakan Pemerintah Kota Mataram yang telah menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) terkait pembatasan penggunaan handphone di sekolah, menjadi bagian dan komitmen kuat pemerintah mengantisipasi dampak negatif dari media sosial.

"Tetapi jika tidak didukung orang tua, kebijakan itu juga terkesan tidak mumpuni," katanya.

Baca juga: Diarpus Mataram mengusulkan Rp2 miliar bangun panggung literasi

Pewarta :
Editor: Abdul Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.