Beijing (ANTARA) - Tidak ada yang membantah kalau Yangtze merupakan sungai terpanjang di China. Nama "Yangtze" sendiri berasal dari Yangzi Jiang (), sebutan lokal untuk bagian sungai dekat Yangzhou (Jiangsu), daerah hilir kali.
Pada abad ke-16, misionaris Italia Matteo Ricci keliru menganggap seluruh sungai bernama "Yangtze", padahal dalam bahasa Mandarin, hanya bagian hilir yang disebut "扬子江", sementara nama resminya adalah "长江" (Jiāng) yang berarti "Sungai Panjang", tapi akhirnya nama Sungai Yangtze lah yang dikenal dunia internasional.
Sungai Yangtze juga adalah sungai terpanjang di Asia dan terpanjang ketiga di dunia, setelah Sungai Nil (Afrika) dan Sungai Amazon (Amerika Selatan) dengan panjang sekitar 6.397 kilometer (km).
Sungai Yangtze mengalir dari dataran tinggi Tibet di barat hingga bermuara di Laut China Timur dan melintasi 11 provinsi, daerah otonom dan kotamadya di China, yaitu Provinsi Qinghai sebagai sumber mata air di Dataran Tinggi Tibet, kemudian Daerah Otonom Tibet (Xizang), selanjutnya turun ke Provinsi Yunnan.
Aliran sungai kemudian membelah Provinsi Sichuan, lalu kota megapolitan Chongqing, mengalir menuju Provinsi Hubei dengan Bendungan Three Gorges, berlanjut ke Hunan, Jiangxi, Anhui yang melewati wilayah pertanian subur, lalu memasuki Provinsi Jiangsu sebelum akhirnya bermuara di kota metropolitan Shanghai di pesisir Laut China Timur.

Sungai Yangtze membawa volume air yang sangat besar. Di daerah hulu, aliran rata-rata melebihi 70.000 kaki kubik (1.980 meter kubik) per detik. Setelah aliran masuk dari anak sungai besar pertama—Sungai Yalong—volume di Yangtze meningkat tajam, mendekati rata-rata 194.000 kaki kubik (5.500 kaki kubik) meter per detik.
Lebih jauh ke hilir, Sungai Yangtze memiliki banyak anak sungai, dan volumenya berangsur-angsur meningkat.
Sebelum selesainya Bendungan Tiga Ngarai, debitnya mencapai 529.000 kaki kubik (15.000 meter kubik) per detik di ujung wilayah Tiga Ngarai, 847.000 kaki kubik (24.000 meter kubik) per detik di Wuhan, dan sekitar 1.100.000 meter kubik (31.100 meter kubik) per detik di muaranya.
Total volume yang masuk ke laut setiap tahunnya kira-kira 235 mil kubik (979 km kubik), menduduki peringkat ketiga dalam volume aliran setelah Sungai Amazon dan Kongo. Jumlah tersebut telah sedikit menurun sejak selesainya bendungan pada tahun 2006.
Wisata sungai
Salah satu lokasi untuk menikmati keindahan Sungai Yangtze adalah Kabupaten Wushan, di kota adminstratif Chongqing, bagian barat daya China.
Daerah ini dikenal dengan pemandangan perbukitan, ngarai yang dramatis, budaya kuno, dan jelajah wisata sungai yang unik.
ANTARA berkesempatan untuk menjelajah wisata kapal di Tiga Ngarai Kecil (Lesser Three Gorges) menggunakan kapal berukuran sedang yang dapat memuat sekitar 100 penumpang.
Kapal berangkat dari dermaga yang terletak di lembah Sungai Daning, anak Sungai Yangtze sepanjang 183 kilometer. Airnya jernih kehijauan, sehingga disebut juga "Sungai Giok" dan alirannya pun tenang.
Di dermaga, lebar sungai dapat mencapai 700-800 meter, tapi kemudian menyempit menjadi 100-200 meter karena Sungai Daning dikelilingi tebing curam dan hutan lebat. Sungai Daning pun melewati 3 ngarai indah yang lebih kecil, sehingga disebut "Lesser Three Gorges".
Suasana hijau dan perbukitan sesaat mengingatkan pada pemandangan Bukit Holbung atau "Bukit Teletubbies" di Pulau Samosir yang dilihat dari saat menjelajahi Danau Toba, Sumatera Utara.
Waktu terbaik untuk berkunjung ke Wushan dan menjelajahi Sungai Yangtze adalah April hingga Oktober, yaitu saat musim semi dan panas karena cuaca nyaman dan air sungai pun tinggi.
Untuk menjaga kebersihan sungai, Pemerintah Kota Chongqing maupun Kabupaten Wushan mengoperasikan kapal penjaring sampah di sungai tersebut.
Sampah utama adalah ranting-ranting pohon yang gugur dari pegunungan setelah hujan, selain itu ada juga dedaunan dan rumput liat yang banyak jatuh ke sungai, terutama saat perubahan musim.
Ketua Tim Pembersihan Air, Komisi Perumahan dan Pembangunan Perkotaan-Pedesaan Kabupaten Wushan Ge Liang yang juga kapten kapal pembersih sungai Yangtze di Wushan mengatakan pembersihan sungai mulai dilakukan setiap pukul 06.00 pagi waktu setempat hingga gelap. Waktu operasi berbeda-beda, tergantung musim panas atau musim dingin.
"Sampah lebih banyak ditemukan, terutama setelah hujan, misalnya jerami, daun, ranting, yang terbawa dari pergunungan ke sungai. Dulu juga ditemukan botol plastik bekas air mineral atau kantong plastik, tapi sekarang jauh berkurang," kata Ge Liang, saat ditemui ANTARA di Wushan, Kota Administratif Chongqing pada Rabu (21/5).
Kapal yang digunakan Ge Liang sendiri adalah kapal diesel semi otomatis yang dapat menarik sampah dari permukaan sungai secara otomatis dan langsung memindahkannya ke tempat penyimpanan sementara di kapal. Sampah kemudian dibawa ke tempat pembuangan akhir.
"Dulu sampah dibersihkan secara manual, sekarang sudah dengan kapal mekanis, sehingga meningkatkan efisiensi. Kami punya 10 kapal mekanis dan puluhan kapal kecil untuk membersihkan sungai di sini," tambah Ge Liang yang bekerja di kapal tersebut sejak 2008.
Sementara Kapten Detasemen Penegakan Hukum, Komisi Perumahan dan Pembangunan Perkotaan-Pedesaan Kabupaten Wushan Yi Zhihua mengungkapkan kualitas air Sungai Yangtze yang melintas Wushan terus membaik dari tahun 2016 hingga 2022, salah satunya karena upaya pembersihan yang dilakukan dengan kapal tersebut.
Untuk membersihkan sungai, Kabupaten Wushan mengeluarkan dana hingga 6 juta RMB (sekitar Rp13,86 miliar) per tahun di luar biaya pembelian kapal.
"Semua distrik dan kabupaten di sepanjang Sungai Yangtze memiliki tugas untuk membersihkan sungai," ungkap Yi Zhihua yang menyebut pembersihan sungai sudah dimulai pada 1999, tapi belum menggunakan kapal semi-otomatis.
Memang, panjang dan besarnya aliran Sungai Yangtze membutuhkan kerja sama semua pihak untuk merawat dan mencegah bencana di sungai tersebut.
Tercatat banjir terbesar di Sungai Yangtze terjadi pada 1931 yang disebut banjir terdahsyat dalam sejarah China dan menyebabkan korban jiwa 145 ribu hingga 4 juta orang, termasuk akibat kelaparan dan penyakit. Wilayah yang terdampak mencapai 180 ribu km persegi dan sempat menenggelamkan kota-kota besar, seperti Wuhan, Nanjing dan Hankou.
Tidak kalah adalah banjir 1998 yang menelan korban jiwa hingga lebih dari 3.000 orang, menyebabkan sekitar 13 juta rumah hancur, 180 juta orang terdampak dan kerugian ekonomi hingga 24 miliar dolar AS.
Namun bencana pun memicu reformasi sistem pengelolaan air, termasuk pembangunan Bendungan Tiga Ngarai (Three Gorges Dam).
Bendungan Tiga Ngarai
Three Gorges Dam (Tiga Ngarai) terletak di Sandouping, Kota Yichang, Provinsi Hubei, di bagian tengah Ngarai Xiling di Sungai Yangtze yang membelah aliran air antara Chongqing di kanan hulu sungai dan kiri adalah muara sungai menuju Shanghai.
Konstruksi secara resmi dimulai pada 1994, sedangkan pembangunan penampungan air dan pembangkit listrik dimulai pada bulan Juni 2003. Seluruh proyek selesai pada 2009, sehingga butuh waktu 17 tahun untuk merampungkannya.
Bendungan memiliki panjang 2.309 meter, dengan ketinggian puncak 185 meter. Bagian atasnya sempit dengan lebar 22,6 meter dan bagian bawahnya lebar selebar 126 meter.
Proyek ini menggabungkan 28 juta meter kubik (37 juta yard kubik) beton dan 463.000 metrik ton baja ke dalam desainnya.
Ketinggian air normal adalah 145-175 meter, total kapasitas reservoir adalah 39,3 miliar meter kubik dan luas permukaan reservoir adalah 1.084 kilometer persegi, dengan kapasitas pengendalian banjir 21,15 miliar meter kubik.
"Tujuan utama Bendungan Tiga Ngarai adalah pengendalian banjir, demi melindungi kehidupan dan harta benda masyarakat di bagian tengah dan hilir Sungai Yangtze sehingga kami dapat mengatur ketinggian air waduk," kata Direktur Departemen Manajemenen Hub Pusat Administrasi Komples Bendungan Tiga Ngarai Cao Yi di lokasi bendungan di Kota Yichang, Provinsi Hubei pada Rabu (21/5).
Cao Yi menyebut, sebelum banjir musim panas tiba, pengelola akan menurunkan permukaan air waduk sekitar 30 meter, sehingga dapat menyediakan ruang yang relatif besar untuk menyimpan air saat hujan datang.
Bendungan uga punya spillway (saluran pelimpah) yang berfungsi untuk membuang kelebihan air dari waduk ke hilir secara terkendali agar tidak meluap dan merusak bendungan.
Ketika hujan terjadi di hulu, maka air pun dapat dibendung di waduk, sehingga laju aliran batas bawah dapat dikendalikan secara perlahan dan tidak terjadi penumpukan air di bagian hulu dan akhirnya menimbulkan banjir di bagian tengah dan hilir sungai.
Bendungan Tiga Ngarai tercatat sebagai pembangkit listrik tenaga air terbesar di dunia dan proyek teknik terbesar yang pernah dilakukan di China. Proyek ini terdiri dari bendungan, pembangkit listrik, dan fasilitas pelayaran.
Bendungan itu telah menciptakan reservoir air dalam yang sangat besar yang memungkinkan kapal barang laut untuk berlayar sejauh 2.250 km (1.400 mil) ke pedalaman dari Shanghai di Laut Cina Timur hingga kota pedalaman Chongqing.
Bendungan juga punya tiga pembangkit listrik dengan 14 generator terpasang di pembangkit tepi kiri dan 12 generator di tepi kanan, serta 6 unit generator di bawah tanah tepi kanan, sehingga total ada 32 unit generator terpasang untuk pembangkit listrik tenaga air.
Masing-masing kapasitas generator sebesar 700.000 kilowatt. Pada 1990-an, kapasitas tersebut merupakan kapasitas generator unit tunggal terbesar di dunia.
Artinya, menurut Cao Yi, total kapasitas pembangkit terpasang adalah 22,5 juta kilowatt, atau menjadi yang terbesar di dunia, dengan kemampuan untuk menghasilkan listrik tahunan sebesar 88,2 miliar kilowatt-jam.
"Ini membantu kami meningkatkan struktur energi China dan menyediakan energi bersih. Jadi, kami membuang air banjir di tengah dan menghasilkan listrik di kedua sisi," ujar Cao Yi.
Saat berfungsi normal, pembangkit menghasilkan listrik sekitar 95 miliar kWh per tahun. Pada 2020, pembangkit listrik tenaga air tersebut memproduksi 111,88 miliar kWh yang menjadikannya rekor dunia baru untuk volume pembangkitan listrik tahunan.
Bendungan Tiga Ngarai juga punya fungsi navigasi kapal karena memiliki lift kapal yang digunakan untuk kapal-kapal kecil di bawah 3.000 ton agar dapat lewat dengan cepat.
Desain lift mirip dengan prinsip elevator hotel, tetapi lebih aman dan lebih stabil karena menggunakan tali kawat baja yang melewati bagian atas kemudian ada rak roda gigi dan penyeimbang untuk mengoperasikannya. Waktu tempuh kapal untuk melewati lift adalah 40 menit.
Sementara untuk armada kapal besar dapat berlayar menggunakan "kunci kapal kaskade kontinu lima tingkat dengan dua garis", yaitu infrastruktur navigasi skala besar yang memungkinkan kapal melintasi bendungan dengan perbedaan tinggi air yang besar secara bertingkat, melalui dua jalur paralel, mirip "eskalator air" raksasa untuk kapal.
Sistem ini dibangun menyatu dengan bendungan utama, sehingga memungkinkan kapal melewati bendungan tanpa harus mengangkatnya secara mekanis, seperti lift kapal. Kapal dapat melintas naik dan turun pada saat yang sama tidak mengganggu satu sama lain. Sistem tersebut, menurut Cao Yi, sudah beroperasi selama 22 tahun.
Bendungan juga menjadi tulang punggung utama dalam pengelolaan dan pengembangan Sungai Yangtze, memberikan manfaat komprehensif seperti pengendalian banjir, pembangkitan listrik, dan pelayaran, dan merupakan infrastruktur konservasi air utama yang menjaga mata pencaharian masyarakat.
Baca juga: KBRI Beijing pamerkan destinasi wisata unggulan
Bangunan tersebut juga tahan gempa bumi hingga kekuatan magnitudo 7 pada skala Richter karena disebut menggunakan struktur granit lengkap. Pada 2003, ketika bendungan pertama kali terisi air, pemerintah mendirikan 24 stasiun pemantauan gempa bumi dan dalam 60 tahun terakhir disebut gempa bumi maksimal yang terpantau adalah 5,5 skala Richter.
Meski punya banyak manfaat, saat pembangunan, Bendungan Tiga Ngarai juga punya sejumlah kontroversi, seperti tuduhan merusak ekosistem Sungai Yangtze dengan punahnya spesies endemik, yaitu lumba-lumba Sungai Yangtze atau disebut juga Baiji yang sudah dinyatakan punah pada 2006. Populasi ikan Sturgeon China, ikan Sogian, juga disebut menurun drastis.
Dengan adanya air yang ditahan di bendungan, terdapat juga risiko sedimentasi karena air terperangkap di waduk, menyebabkan erosi di hilir dan ancaman bagi delta Shanghai, termasuk peningkatan risiko tanah longsor di sekitar waduk.
Saat awal proses pembangunan, setidaknya 1,5 juta penduduk dipindahkan dan 1.400 desa serta dua kota tenggelam, termasuk situs budaya kuno.
Baca juga: Industri pariwisata Yunnan mulai pulih
Total biaya pembangunan Bendungan Tiga Ngarai mencapai 254,2 miliar RMB berdasarkan audit terakhir pada 2009 atau sekitar 37,23 miliar dolar AS pada saat itu.
Jumlah tersebut membengkak dari awalnya "hanya" 57 miliar RMB (sekitar 8,35 miliar dolar AS) pada awal disetujui pada tahun 1992.
Pembangunan bendungan membutuhkan dana hingga 184,9 miliar RMB dan pemindahan 1,3 juta penduduk menghabikan dana hingga 69,3 miliar RMB. Ketika cetak biru pembangunan bendungan disampaikan ke kongres, sepertiga anggota memberikan suara menentangnya atau abstain, satu hal yang belum pernah terjadi di China sebelumnya.
Namun, Bendungan Tiga Ngarai tetap memberikan banyak manfaat kepada masyarakat Chongqing maupun Provinsi Hubei dan secara luas bagi rakyat China karena menyediakan listrik murah dan mengurangi emisi karbon, sekaligus alat pengendali banjir dan sarana navigasi pelayaran sungai.