Mataram (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Nusa Tenggara Barat bersama Universitas Mataram (Unram) bersinergi menjalankan riset terpadu dari hulu ke hilir dengan tiga fokus utama komoditi pengolahan nira, kelor, dan rumput laut sebagai bagian dari strategi besar pemberdayaan masyarakat desa.
Kepala Brida NTB, I Gede Putu Aryadi, mengatakan sinergi Brida dan Unram ini menindaklanjuti arahan Gubernur NTB dalam pertemuan bersama Dekan Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri (Faterpa) Unram.
"Ini sebagai bagian dari strategi besar pemberdayaan masyarakat desa serta transformasi sumber daya alam lokal menjadi produk bernilai tinggi," ujarnya di Mataram, Selasa.
Ia menjelaskan kegiatan ini bertujuan untuk menjawab tantangan ketahanan pangan, pengurangan impor bahan baku, serta peningkatan kesejahteraan petani dan pelaku UMKM lokal melalui pendekatan berbasis riset terapan.
Baca juga: Brida selaraskan riset tematik di NTB dengan kebutuhan masyarakat
Menurutnya Brida dan Unram menetapkan tiga fokus utama riset jangka pendek. Di antaranya pemanfaatan kelor sebagai alternatif sumber protein, untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor pakan berbasis jagung.
"Potensi kelor yang kaya protein akan dioptimalkan sebagai substitusi dalam sektor peternakan," ucap Aryadi.
Selain itu pengembangan produk kombinasi kelor dan rumput laut, mengingat kandungan air kelor yang dapat bersinergi secara fungsional dengan rumput laut. Kombinasi ini berpotensi menghasilkan produk kesehatan dan pangan inovatif.
"Diversifikasi pengolahan nira aren, tidak hanya terbatas sebagai gula aren, namun juga diarahkan sebagai bahan dasar minuman siap saji yang memenuhi standar BPOM," ujarnya.
Baca juga: Unram-Brida kembangkan pakan ternak kaya nutrisi di NTB
Aryadi menegaskan Fakultas Pertanian (Fatepa) Unram sendiri telah memiliki peta digital terkait sentra pengolahan nira aren. Namun, tantangan terbesar berada di tingkat hulu, yakni masih rendahnya pemahaman masyarakat terhadap proses pengolahan yang sesuai dengan standar biologis, kimia, dan higienitas.
"Oleh karena itu, edukasi dan penyuluhan akan menjadi agenda utama dalam kegiatan riset berbasis masyarakat ini," tegas mantan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTB ini.
Untuk memastikan kelancaran dan dampak optimal riset kolaboratif ini, pihaknya meminta disusun perencanaan konkret. Kegiatan lapangan akan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk dinas terkait, penyuluh lapangan, akademisi, dan pelaku industri lokal.
"Kegiatan ini diharapkan menjadi tonggak transformasi riset berbasis potensi lokal yang berkelanjutan. Kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, akademisi, industri, dan masyarakat menjadi kunci dalam membangun NTB sebagai pusat inovasi agroindustri nasional," katanya.
Baca juga: Brida NTB siap bangun desain riset dan inovasi
Baca juga: Gubernur Iqbal pastikan kontribusi Brida untuk tingkatkan PAD NTB
Brida NTB dan Unram sinergi riset tiga komoditi untuk pemberdayaan desa

Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Nusa Tenggara Barat (NTB), I Gede Putu Aryadi bersama Universitas Mataram (Unram) membahas sinergi riset tiga komoditas utama nira, kelor dan rumput laut untuk pemberdayaan masyarakat desa di Brida NTB, Selasa (10/6/2025). ANTARA/Nur Imansyah.